PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dunia
pendidikan mengartikan kesulitan belajar
sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan
sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik
secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan
data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Kegiatan
belajar adalah proses penanaman konsep dalam benak murid untuk mengetahui,
mengamati , dan memahami suatu masaalah. Dalam proses belajar mengajar sering
kali muncul masalah-masalah yang dihadapi oleh murid. Baik itu masalah pribadi,
sosial, pendidikan, keluarga ataupun masalah-masalah dalam kesulitan belajar.
Sehingga diperlukan pendampingan kepada murid yang mengalami masalah
Pendampingan itu adalah Bimbingan
konseling. Layanan ini membantu murid
untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya tersebut. Dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa
yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara
lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit
pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan
belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis,
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya
berada di bawah semestinya.
Kesulitan
belajar merupakan bidang yang sangat luas, dan sangat komplek untuk dipelajari,
karena menyangkut sekurang-kurangnya aspek psikologis, neurologis, pendidikan
dan aspek kehidupan sosial anak dalam keluarga/ masyarakat. Setiap disiplin
ilmu memiliki cara pandang yang berebeda dalam memahami dan menjelaskan
fenomena kesulitan belajar yang dialami oleh seorang anak. Kondisi tertentu itu
dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan
dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat
saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau
cerdas.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat
di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran,
sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi
oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu
mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga
ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu
mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
Keberhasilan
proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman
guru terhadap perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid
tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran
yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru. Kenyataan
menunjukkan bahwa pada setiap murid memiliki karakteristik pribadi atau
perilaku yang relatif berbeda dengan murid lainnya. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap murid.
B.
Rumusan masalah
1 1. Apa
pengertian dari sifat mencari perhatian tersebut ?
2 2. Bagaimana
Mengidentifikasi anak yang Mencari perhatian ?
3 3. Apa
penyebab perilaku mencari perhatian ?
4 4. Bagaimana
mengatasi anak mencari perhatian ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perilaku Mencari Perhatian
Caper alias cari-cari perhatian adalah
sebuah tingkah laku pada diri seseorang yang disebabkan oleh kurangnya
perhatian yang didapatkan orang tersebut dari orang-orang di sekelilingnya.
Tingkah laku ini dapat diminimalisasi dengan cara memberikan perhatian sesuai
dengan yang dibutuhkan orang tersebut. (Arief, 2007:24)[1]
CAPER, adalah apaya semacam kegiatan yang
mengganggu pemandangan dan pendengaran. CAPER itu adalah suatu kegiatan yang menurut kita
lucu tapi menurut orang lain Caper singkatan dari 2 kata “cari
perhatian”, yang sering kita lontarkan pada seseorang yang sering nya dalam
segi Negatif. Di dalam kehidupan,kita sering
menyamakan istilah caper dengan penjilat. di dunia pekerjaan , di dunia
sekolah,dalam sebuah hubungan , dan lain-lain. Padahal istilah itu sangat
membedakan kriteria dan jenis watak seseorang.padahal sewajarnya setiap
orang membutuh kan caper itu sendiri, yang pasti dari segi positive yang tidak
merugikan orang lain dan menguntungkan untuk diri kita sendiri.[2]Caper
yang identik kita kategorikan dalam hal negative, Sebenar nya dan seharus nya
di nyatakan dan di perbuat dalam hal positive. dari suatu hal positive dan
menimbulkan dampak positive.
Kita lihat saja dari hal yang paling nyata,dari dalam sebuah
Hubungan . Hubungan antara kita dengan Tuhan. Sesungguh nya kita sangat
membutuh kan perhatian dari Tuhan, dan kita wajib mencari perhatian Tuhan agar
Dia senantiasa mau memberikan perhaian Nya untuk kita. Agar kita tidak menjadi
hamba-hamba Nya yang jauh dari perhatian Nya dengan kata lain di biarkan saja
,tanpa di beri peringatan,tanpa di beri petunjuk, serta tanpa di beri
perlindungan oleh NYA. Kita terlantar di dalam kesesatan dan kehampaan, menjalani
hidup dengan sesuka hati bedasarkan hawa nafsu tanpa menghiraukan perintah Nya.
Melakukan suatu hal tanpa mendapatkan Ridha NYA. seperti yang kita tau,
Tuhan sering memberikan kita cobaan, memberi kita peringatan, untuk menegur
kita yang salah,kita yang khilaf , dan kita yang masih dalam perhatian NYA.
Untuk itu , kita memang seharus nya terus dan selalu
berusaha mencari petunjuk Nya, untuk mendapatkan perhatian NYA,dan Keridhaan
NYA. Tapi Bukan dengan hanya berdiam diri kita bisa dapat perhatian dan
petunjuk dari NYA,tanpa mencari tau, tanpa berusaha , dan tanpa melakukan
pengorbanan dan perintah NYA. Oleh karena itu kita wajib berusaha dan berjuang
untuk mencari perhatian NYA . caper kepada Tuhan sesuai dengan perintah Nya,
sejalan dengan apa yang DIA tunjukan pada kita.
Begitu dengan hal nya kita dalam berhubungan dengan manusia.
seperti dengan orang tua,dengan saudara, dengan pasangan, dengan teman. Misal
saja dengan orang tua kita, ketika kita kita punya adik baru.dan harus
menjadi seorang kakak, terkadang orang tua kita cenderung lebih memperhatikan
anak baru nya, timbul rasa cemburu dan kita mulai bertingkah lebih untuk
mencari mengembalikan perhatian orang tua kita seperti sebelumnya. Sama hal nya
ketika dalam hubungan pertemenan dan berpasangan, ketika ada hal baru atau
orang baru yang bisa menutupi kejenuhan,atau merasa sesuatu hal baru yang lebih
menarik.kita pasti melakukan suatu hal untuk mengembalikan perhatian orang
tersebut seperti sediakala, kepada kita.[3]
Tidak berbeda Hal nya,di dalam dunia pekerjaan dan
pendidikan.atau pun dalam hal-hal lain.Ketika kita harus bersaing dengan banyak
orang .kita harus berbuat lebih untuk diri kita dan juga untuk orang lain.
Ketika di dalam dunia kerja kita harus mencari perhatian
atasan, agar kita bisa lebih mengenal kriteria dan watak atasan kita. dengan
begitu kita tau hal-hal bagaimana yang dibutuhkan dan di sukai nya dan hal apa
yang di benci dan memancing emosi nya. Baru kita bisa mengatur diri kita
sesuai denga yang di butuh kan. itu juga bisa menjadi batu loncatan Dan
motivator agar kita bisa berbuat lebih baik untuk diri kita dan orang lain.
Kita bisa menghasilkan kinerja yang optimal dan bermanfaat,bukan semata meminta
kedudukan atau jabatan yang lebih tanpa kualitas dan bakat diri dari rayuan dengan
kata manis tanpa arti. bahkan sering kali dengan menutupi kekurangan diri
sendiri dengan mencari-cari kesalahan orang lain. Atau menutupi kelebihan orang
lain untuk kentungan sepihak, seperti yang di lakukan seorang penjilat.
Dan tidak beda pula ketika kita di dalam dunia pendidikan
ketika kita menjadi pelajar ataupun pengajar. Ketika kita menjadi
pelajar, bukan kah caper itu perlu agar kita dapat perhatian dan pembelajaran
lebih dari seorang guru. Kita mencari perhatian dari hal positif dal harus berdampak
positif, kita caper agar kita mengerti watak dan kriteria sang pengajar dengan
begitu kita bisa lebih dekat dan memahami bagaimana ,darimana beliau meraih
Ilmu dan berharap beliau bisa membagi sedikit lebih atau bahkan seluruh
ilmu yang di miliki nya kepada kita. Bukan semata mendapat kan nilai plus
Cuma-Cuma, atau kemudahan-kemudahan untuk diri sendiri yang merugikan orang
lain, yang selalu di perbuat seorang penjilat.
Bukan
nya semua ada aturan nya, dan semua yang kita usahakan pasti menghasilkan
sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita usahakan.segala perbuatan pasti ada
niat nya, maka niat kan lah segala perbuatan demi kebaikan, tidak yang
menyebabkan keburukan untuk kita tau untuk orang lain. Allah juga tidak akan
membiarkan sebuah usaha berkahir dengan sia-sia.
Dan
sesuai denga Firman NYA :
“dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya)”
(
QS. An-Najm: 39-40).
Jadi untuk apa takut di anggap sebagai penjilat, jika yang
kita lakukan memang berdasarkan hal positif dan dari apa yang kita usahakan.
untuk apa takut di anggap sebagai pencari muka jika yang kita lakukan tidak
keluar jalur dan masih sesuai dengan akal sehat . untuk apa pusing mendengar
kan comentar orang jika yang kita lakukan tidak merugikan orang lain, malah
bisa membawa keuntungan untuk orang lain dan diri kita sendiri.tetap lah pada
pendirian mu teman, jika itu masih di dalam alur kebaikan,berjalan di jalur
positife. kejarlah kesuksesan mu, gapai mimpi mu dengan langkah-langkah yang
bersih, tanpa meninggalkan noda hitam, tanpa berlakon sebagai ular yang
berbisa, tanpa berwatak sebagai penjilat , tanpa meniru jiwa-jiwa iblis.
Niat kan segala hal dengan kebaikan,dan usaha kan dengan hal yang baik
pula, agar Allah senantiasa memberikan ridha NYA kepada apa yang kita perbuat.[4]
B.
Mengidentifikasi Perilaku Mencari Perhatian
Cara untuk mengidentifikasi perilaku mencari perhatian
seorang murid di kelas yaitu dengan mengetahui cirri-ciri perilaku mencari
perhatian yaitu sebagai berikut :
a)
Anak yang mencari perhatian seringkali berbuat sesuatu yang aneh di
kelas atau bisa di sebut “nyeleneh” agar lingkungan sekitarnya memperhatikan
dirinya.
b)
Anak yang mencari perhatian biasanya selalu ingin tahu tentang obyeknya
dengan bertindak seperti merayu,dan ingin dimengerti.
c)
Kebanyakan anak yang mencari perhatian itu dengan membuat suasana kelas
menjadi ribut karenanya karena anak tersebut ingin mendapatkan perhatian dari
guru dan temannya walaupun tindakannya kadang tidak sesuai dengan aturan.
d)
Selalu berusaha membangkitkan emosi obyeknya dengan cara apapun.
e)
dst
C. Penyebab Perilaku Mencari Perhatian
Dalam
sejumlah kasus, anak-anak berbuat ulah karena kebutuhan dasarnya untuk mendapat
pengakuan sebagai manusia tidak diakui. Ia tidak dipuji, tidak pula cukup
dicintai dan tidak diberi tanggung jawab yang diinginkannya. Kalau anak itu
menyadari bahwa berbuat nakal merupakan cara satu-satunya untuk menarik
perhatian, ia akan mengumbar kenakalan.
Cara mencari
perhatian yang tidak pandang bulu itu bisa juga disebabkan karena adanya
kerusakan otak atau akibat kecemasan karena tidak yakin akan adanya kelekatan
ikatan kasih sayang yang kuat.
Pertama,
siswa yang caper sebenarnya ingin diperhatikan oleh guru. Dia mencari perhatian
agar mendapatkan perhatian lebih dari gurunya. Anak dengan jenis ini biasanya
melakukan tingkah laku, ucapan ataupun gaya yang bisa menarik perhatian guru
sehingga guru memperhatikannya. Bisa jadi, bagi guru yang tidak menyadari
keadaan emosianal anak, caper dianggap sebagai sifat yang menjengkelkan karena
guru tentu saja tidak bisa mengistimewakan salah satu siswanya.
Alasan
kedua anak bersikap caper adalah karena ingin memperkenalkan dirinya. Dia ingin
dikenal gurunya. Sebenarnya anak seperti itu ingin kenal lebih dekat
dengan gurunya karena beberapa alasan misalnya, guru tersebut memiliki
kelebihan dibandingkan dengan guru lain atau guru tersebut memiliki kemiripan
watak, sifat, atau wajah dengan sosok yang dikagumi siswa dalam hidupnya.[5]
D.
Mengatasi
Perilaku Mencari Perhatian
Menghadapi anak cari perhatian atau caper adalah sisi lain
tugas yang melekat pada seorang guru. Ketika seorang guru terjun ke kelas, guru
tidak hanya menyampaikan materi pelajaran. Terlebih dari itu, guru harus
juga menghadapi berbagai karakter siswa yang beraneka ragam.
Memperbaiki
Hubungan
Hubungan yang baik antara guru dan siswa merupakan dasar
dari proses pembelajaran yang menyenangkan. Apabila hubungan antara guru dan
siswa tertanggu dan tidak baik, proses pembelajaran yang menyenangkan tidak
tercapai. Guru harus berusaha untuk menjadi guru yang memiliki kerpibadian yang
positif, bersikap ramah, penyayang, sabar, ikhlas, dan sikap pisitif lainnya.
Sikap tersebut jika dimasukkan dalam diri seseorang akan memancarkan pesona
yang menyenangkan (charming).
Guru harus mengetahui keadaan emosional anak didiknya. Guru
harus menyadari bahwa setiap anak adalah individu unik yang perlu mendapatkan
perhatian. Sikap cari perhatian anak harus diatasi dengan memberi perhatian
pada anak. Guru bisa memanfaatkan sikap caper siswa untuk menghidupkan
suasana kelas. Anak caper akan senang jika dia dijadikan subjek sebagai contoh
oleh guru. Dia akan senang jika namanya disebut oleh guru. Dia merasa istimewa
jika guru menyebutkan namanya.
Sukadi mengutip pendapat Norman Vincent peale dalam bukunya
“berpikir apositif” bahwa: Suara yang paling indah bagi
seseorang adalah apabila namanya dikenal
dan disebut orang lain dengan benar.
Jika guru mengenali siswa, maka siswa akan menyayangi guru.
Mereka merasa senang karena dikenal guru dan akan bergairah belajar.
Sebaliknya, jika guru memanggil dengan sebutan yang tidak disukai siswa, siswa
akan merasa sakit hati. Untuk itulah guru harus selalu mengabsen
siswa setiap kali masuk kelas, agar siswa merasa berarti keberadaanya di
kelas.
Tidak
Mencela Siswa
Siswa merasa tidak nyaman apabila dirinya dicela
atau keburukannya dikomentari, apalagi di depan umum. Apa yang diucapkan guru
dalam keadaan emosi kepada dapat menimbulkan dampak negative bagi siswa.
Menurut Sukadi ada beberapa keburukan yang dapat
ditimbulkan dari sikap dan perilaku guru yang suka mencela dan mengomentari
keburukan siswanya di depan umum, yaitu:
1. Siswa merasa malu karena aibnya
diberitahukan kepada orang lain.
2. Siswa menjadi minder atau merasa
tertekan secara kejiwaan karena aibnya diketahui orang lain.
3. Siswa tidak hormat dan tidak
respek kepada guru yang suka mencela dan mengomentari keburukannya
dirinya.
4. Siswa bisa bersikap dendam kepada
guru.
5. Prestasi siswa mundur karena memikirkan
dirinya yang sering dicela dan di komentari keburuknnya.
6. Siswa dapat berputus asa atau putus
sekolah karena merasa tidak nyaman berada di sekolah.
7. Siswa tidak memiliki motivasi untuk
belajar karena merasa dirinya sudah jelek seperti yang dikatekan oleh gurunya
Apa yang dirasakan siswa dalam
hatinya akan bertahan lama sehingga mempengaruhi mentalitasnya.
Betapa besarnya bahaya mencela atau mengomentari hal buruk dari siswa. Guru
harus berusaha untuk menghindari dan meninggalkan perilaku ini sejak
mengetahui dampak tersebut.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
CAPER,
adalah apaya semacam kegiatan yang mengganggu pemandangan dan pendengaran. CAPER
itu adalah suatu kegiatan yang menurut
kita lucu tapi menurut orang lain Caper singkatan dari 2 kata “cari
perhatian”, yang sering kita lontarkan pada seseorang yang sering nya dalam
segi Negatif. Di dalam kehidupan,kita sering menyamakan istilah caper dengan
penjilat. di dunia pekerjaan , di dunia sekolah,dalam sebuah hubungan , dan
lain-lain. Padahal istilah itu sangat membedakan kriteria dan jenis watak
seseorang.padahal sewajarnya setiap orang membutuh kan caper itu sendiri,
yang pasti dari segi positive yang tidak merugikan orang lain dan menguntungkan
untuk diri kita sendiri.Caper yang identik kita kategorikan dalam hal negative,
Sebenar nya dan seharus nya di nyatakan dan di perbuat dalam hal positive. dari
suatu hal positive dan menimbulkan dampak positive.
Cara mencari perhatian yang
tidak pandang bulu itu bisa juga disebabkan karena adanya kerusakan otak atau
akibat kecemasan karena tidak yakin akan adanya kelekatan ikatan kasih sayang
yang kuat.
Pertama, siswa yang caper
sebenarnya ingin diperhatikan oleh guru. kedua anak bersikap caper adalah
karena ingin memperkenalkan dirinya. Dia ingin dikenal gurunya.
DAFTAR PUSTAKA
Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya.2002 Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
SetiaAbin Syamsuddin, 2003, Psikologi
Pendidikan,
Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Rujukan
Internet
http://kampungjuara.blogspot.com/2012/01/anak-caper.html
[1] Abin Syamsuddin, Psikologi
Pendidikan,( Bandung : PT Remaja Rosda Karya) 2003 hal 76
[2] Udin S. Winataputra, dkk Strategi Belajar Mengajar.( Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka) 2003 hal 56
[3] Ibid hal 34
[4] Abu Ahmadi dan Joko Tri
Prasetya, Strategi Belajar Mengajar.(
Bandung : Pustaka Setia) 2003 hal 45
0 komentar:
Posting Komentar