Selasa, 20 November 2012

Menunjukkan Perilaku Mencari Perhatian



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan  kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Kegiatan belajar adalah proses penanaman konsep dalam benak murid untuk mengetahui, mengamati , dan memahami suatu masaalah. Dalam proses belajar mengajar sering kali muncul masalah-masalah yang dihadapi oleh murid. Baik itu masalah pribadi, sosial, pendidikan, keluarga ataupun masalah-masalah dalam kesulitan belajar. Sehingga diperlukan pendampingan kepada murid yang mengalami masalah Pendampingan itu  adalah Bimbingan konseling. Layanan ini  membantu murid untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Kesulitan belajar merupakan bidang yang sangat luas, dan sangat komplek untuk dipelajari, karena menyangkut sekurang-kurangnya aspek psikologis, neurologis, pendidikan dan aspek kehidupan sosial anak dalam keluarga/ masyarakat. Setiap disiplin ilmu memiliki cara pandang yang berebeda dalam memahami dan menjelaskan fenomena kesulitan belajar yang dialami oleh seorang anak. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru. Kenyataan menunjukkan bahwa pada setiap murid memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang relatif berbeda dengan murid lainnya. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap setiap murid.
    B.     Rumusan masalah
 
1   1.      Apa pengertian dari sifat mencari perhatian tersebut ?
2   2.      Bagaimana Mengidentifikasi anak yang Mencari perhatian ?
3   3.      Apa penyebab perilaku mencari perhatian ?
4   4.      Bagaimana mengatasi anak mencari perhatian ?
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perilaku Mencari Perhatian
            Caper alias cari-cari perhatian adalah sebuah tingkah laku pada diri seseorang yang disebabkan oleh kurangnya perhatian yang didapatkan orang tersebut dari orang-orang di sekelilingnya. Tingkah laku ini dapat diminimalisasi dengan cara memberikan perhatian sesuai dengan yang dibutuhkan orang tersebut. (Arief, 2007:24)[1]
CAPER, adalah apaya semacam kegiatan yang mengganggu pemandangan dan pendengaran. CAPER  itu adalah suatu kegiatan yang menurut kita lucu tapi menurut orang lain Caper singkatan dari 2 kata “cari perhatian”, yang sering kita lontarkan pada seseorang yang sering nya dalam segi Negatif. Di dalam kehidupan,kita sering menyamakan istilah caper dengan penjilat. di dunia pekerjaan , di dunia sekolah,dalam sebuah hubungan , dan lain-lain. Padahal istilah itu sangat membedakan kriteria dan jenis watak seseorang.padahal  sewajarnya setiap orang membutuh kan caper itu sendiri, yang pasti dari segi positive yang tidak merugikan orang lain dan menguntungkan untuk diri kita sendiri.[2]Caper yang identik kita kategorikan dalam hal negative, Sebenar nya dan seharus nya di nyatakan dan di perbuat dalam hal positive. dari suatu hal positive dan menimbulkan dampak positive.  
Kita lihat saja dari hal yang paling nyata,dari dalam sebuah Hubungan . Hubungan antara kita dengan Tuhan. Sesungguh nya kita sangat membutuh kan perhatian dari Tuhan, dan kita wajib mencari perhatian Tuhan agar Dia senantiasa mau memberikan perhaian Nya untuk kita. Agar kita tidak menjadi hamba-hamba Nya yang jauh dari perhatian Nya dengan kata lain di biarkan saja ,tanpa di beri peringatan,tanpa di beri petunjuk, serta tanpa di beri perlindungan oleh NYA. Kita terlantar di dalam kesesatan dan kehampaan, menjalani hidup dengan sesuka hati bedasarkan hawa nafsu tanpa menghiraukan perintah Nya. Melakukan suatu hal tanpa mendapatkan  Ridha NYA. seperti yang kita tau, Tuhan sering memberikan kita cobaan, memberi kita peringatan, untuk menegur kita yang salah,kita yang khilaf , dan kita yang masih dalam perhatian NYA.
Untuk itu , kita memang seharus nya terus dan selalu berusaha mencari petunjuk Nya, untuk mendapatkan perhatian NYA,dan Keridhaan NYA. Tapi  Bukan dengan hanya berdiam diri kita bisa dapat perhatian dan petunjuk dari NYA,tanpa mencari tau, tanpa berusaha , dan tanpa melakukan pengorbanan dan perintah NYA. Oleh karena itu kita wajib berusaha dan berjuang untuk mencari perhatian NYA . caper kepada Tuhan sesuai dengan perintah Nya, sejalan dengan apa yang DIA tunjukan pada kita.
Begitu dengan hal nya kita dalam berhubungan dengan manusia. seperti dengan orang tua,dengan saudara, dengan pasangan, dengan teman. Misal saja dengan  orang tua kita, ketika kita kita punya adik baru.dan harus menjadi seorang kakak, terkadang orang tua kita cenderung lebih memperhatikan anak baru nya, timbul rasa cemburu dan kita mulai bertingkah lebih untuk mencari mengembalikan perhatian orang tua kita seperti sebelumnya. Sama hal nya ketika dalam hubungan pertemenan dan berpasangan, ketika ada hal baru atau orang baru yang bisa menutupi kejenuhan,atau merasa sesuatu hal baru yang lebih menarik.kita pasti melakukan suatu hal untuk mengembalikan perhatian orang tersebut seperti sediakala, kepada kita.[3]
Tidak berbeda Hal nya,di dalam  dunia pekerjaan dan pendidikan.atau pun dalam hal-hal lain.Ketika kita harus bersaing dengan banyak orang .kita harus berbuat lebih untuk diri kita dan juga untuk orang lain.
Ketika di dalam dunia kerja kita harus mencari perhatian atasan, agar kita bisa lebih mengenal kriteria dan watak atasan kita. dengan begitu kita tau hal-hal bagaimana yang dibutuhkan dan di sukai nya dan hal apa yang di benci dan memancing emosi  nya. Baru kita bisa mengatur diri kita sesuai denga yang di butuh kan. itu juga bisa menjadi batu loncatan Dan motivator agar kita bisa berbuat lebih baik untuk diri kita dan orang lain. Kita bisa menghasilkan kinerja yang optimal dan bermanfaat,bukan semata meminta kedudukan atau jabatan yang lebih tanpa kualitas dan bakat diri dari rayuan dengan kata manis tanpa arti. bahkan sering kali dengan menutupi kekurangan diri sendiri dengan mencari-cari kesalahan orang lain. Atau menutupi kelebihan orang lain untuk kentungan sepihak, seperti yang di lakukan seorang penjilat.
Dan tidak beda pula ketika kita di dalam dunia pendidikan  ketika kita menjadi pelajar ataupun pengajar. Ketika kita menjadi pelajar, bukan kah caper itu perlu agar kita dapat perhatian dan pembelajaran lebih dari seorang guru. Kita mencari perhatian dari hal positif dal harus berdampak positif, kita caper agar kita mengerti watak dan kriteria sang pengajar dengan begitu kita bisa lebih dekat dan memahami bagaimana ,darimana beliau meraih Ilmu dan berharap beliau bisa membagi sedikit  lebih atau bahkan seluruh ilmu yang di miliki nya kepada kita. Bukan semata mendapat kan nilai plus Cuma-Cuma, atau kemudahan-kemudahan untuk diri sendiri yang merugikan orang lain, yang selalu di perbuat seorang penjilat.
Bukan nya semua ada aturan nya, dan semua yang kita usahakan pasti menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita usahakan.segala perbuatan pasti ada niat nya, maka niat kan lah segala perbuatan demi kebaikan, tidak yang menyebabkan keburukan untuk kita tau untuk orang lain. Allah juga tidak akan membiarkan sebuah usaha berkahir dengan sia-sia. 
Dan sesuai denga Firman NYA :  
“dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” 
( QS. An-Najm: 39-40).
Jadi untuk apa takut di anggap sebagai penjilat, jika yang kita lakukan memang berdasarkan hal positif dan dari apa yang kita usahakan. untuk apa takut di anggap sebagai pencari muka jika yang kita lakukan tidak keluar jalur dan masih sesuai dengan akal sehat . untuk apa pusing mendengar kan comentar orang jika yang kita lakukan tidak merugikan orang lain, malah bisa membawa keuntungan untuk orang lain dan diri kita sendiri.tetap lah pada pendirian mu teman, jika itu masih di dalam alur kebaikan,berjalan di jalur positife. kejarlah kesuksesan mu, gapai mimpi mu dengan langkah-langkah yang bersih, tanpa meninggalkan noda hitam, tanpa berlakon sebagai ular yang berbisa, tanpa berwatak sebagai penjilat , tanpa meniru jiwa-jiwa iblis.  Niat kan segala hal dengan kebaikan,dan usaha kan dengan hal yang baik pula, agar Allah senantiasa memberikan ridha NYA kepada apa yang kita perbuat.[4]


B.     Mengidentifikasi Perilaku Mencari Perhatian
Cara untuk mengidentifikasi perilaku mencari perhatian seorang murid di kelas yaitu dengan mengetahui cirri-ciri perilaku mencari perhatian yaitu sebagai berikut :
a)      Anak yang mencari perhatian seringkali berbuat sesuatu yang aneh di kelas atau bisa di sebut “nyeleneh” agar lingkungan sekitarnya memperhatikan dirinya.
b)      Anak yang mencari perhatian biasanya selalu ingin tahu tentang obyeknya dengan bertindak seperti merayu,dan ingin dimengerti.
c)      Kebanyakan anak yang mencari perhatian itu dengan membuat suasana kelas menjadi ribut karenanya karena anak tersebut ingin mendapatkan perhatian dari guru dan temannya walaupun tindakannya kadang tidak sesuai dengan aturan.
d)     Selalu berusaha membangkitkan emosi obyeknya dengan cara apapun.
e)      dst

C.    Penyebab Perilaku Mencari Perhatian
Dalam sejumlah kasus, anak-anak berbuat ulah karena kebutuhan dasarnya untuk mendapat pengakuan sebagai manusia tidak diakui. Ia tidak dipuji, tidak pula cukup dicintai dan tidak diberi tanggung jawab yang diinginkannya. Kalau anak itu menyadari bahwa berbuat nakal merupakan cara satu-satunya untuk menarik perhatian, ia akan mengumbar kenakalan.
Cara mencari perhatian yang tidak pandang bulu itu bisa juga disebabkan karena adanya kerusakan otak atau akibat kecemasan karena tidak yakin akan adanya kelekatan ikatan kasih sayang yang kuat.
Pertama, siswa yang caper sebenarnya ingin diperhatikan oleh guru. Dia mencari perhatian agar mendapatkan perhatian lebih dari gurunya. Anak dengan jenis ini biasanya melakukan tingkah laku, ucapan ataupun gaya yang bisa menarik perhatian guru sehingga guru memperhatikannya. Bisa jadi, bagi guru yang tidak menyadari keadaan emosianal anak, caper dianggap sebagai sifat yang menjengkelkan karena guru tentu saja tidak bisa mengistimewakan salah satu siswanya.
Alasan kedua anak bersikap caper adalah karena ingin memperkenalkan dirinya. Dia ingin dikenal gurunya. Sebenarnya  anak seperti itu ingin kenal lebih dekat dengan gurunya karena beberapa alasan misalnya, guru tersebut memiliki kelebihan dibandingkan dengan guru lain atau guru tersebut memiliki kemiripan watak, sifat, atau wajah dengan sosok yang dikagumi siswa dalam hidupnya.[5]

D.    Mengatasi Perilaku Mencari Perhatian
Menghadapi anak cari perhatian atau caper adalah sisi lain tugas yang melekat pada seorang guru. Ketika seorang guru terjun ke kelas, guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran. Terlebih dari itu, guru harus juga menghadapi berbagai karakter siswa yang beraneka ragam.
Memperbaiki Hubungan
Hubungan yang baik antara guru dan siswa merupakan dasar dari proses pembelajaran yang menyenangkan. Apabila hubungan antara guru dan siswa tertanggu dan tidak baik, proses pembelajaran yang menyenangkan tidak tercapai. Guru harus berusaha untuk menjadi guru yang memiliki kerpibadian yang positif, bersikap ramah, penyayang, sabar, ikhlas, dan sikap pisitif lainnya. Sikap tersebut jika dimasukkan dalam diri seseorang akan memancarkan  pesona yang menyenangkan (charming).
Guru harus mengetahui keadaan emosional anak didiknya. Guru harus menyadari bahwa setiap anak adalah individu unik yang perlu mendapatkan perhatian. Sikap cari perhatian anak harus diatasi dengan memberi perhatian pada anak. Guru bisa memanfaatkan sikap caper siswa untuk menghidupkan suasana kelas. Anak caper akan senang jika dia dijadikan subjek sebagai contoh oleh guru. Dia akan senang jika namanya disebut oleh guru. Dia merasa istimewa jika guru menyebutkan namanya.
Sukadi mengutip pendapat Norman Vincent peale dalam bukunya “berpikir apositif” bahwa:   Suara yang paling indah bagi seseorang  adalah   apabila namanya dikenal dan  disebut orang lain  dengan benar.
Jika guru mengenali siswa, maka siswa akan menyayangi guru. Mereka merasa senang karena  dikenal guru dan akan bergairah belajar. Sebaliknya, jika guru memanggil dengan sebutan yang tidak disukai siswa, siswa akan merasa sakit hati. Untuk itulah guru  harus selalu mengabsen siswa setiap kali masuk kelas, agar siswa merasa berarti keberadaanya di kelas. 
Tidak Mencela Siswa
Siswa merasa tidak nyaman  apabila dirinya dicela atau keburukannya dikomentari, apalagi di depan umum. Apa yang diucapkan guru dalam keadaan emosi kepada dapat menimbulkan dampak negative bagi siswa. Menurut Sukadi  ada beberapa keburukan  yang dapat ditimbulkan dari sikap dan perilaku guru yang suka mencela dan mengomentari keburukan siswanya di depan umum, yaitu:
1.      Siswa merasa malu karena aibnya diberitahukan kepada orang lain.
2.      Siswa menjadi minder atau merasa tertekan secara kejiwaan karena aibnya diketahui orang lain.
3.      Siswa tidak hormat dan tidak respek  kepada guru yang suka mencela dan mengomentari keburukannya dirinya.
4.      Siswa bisa bersikap dendam kepada guru.
5.      Prestasi siswa mundur karena memikirkan dirinya yang sering dicela dan di komentari keburuknnya.
6.      Siswa dapat berputus asa atau putus sekolah karena merasa tidak nyaman berada di sekolah.
7.      Siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar karena merasa dirinya sudah jelek seperti yang dikatekan oleh gurunya
Apa yang dirasakan siswa  dalam hatinya  akan bertahan lama sehingga mempengaruhi mentalitasnya. Betapa besarnya bahaya mencela atau mengomentari hal buruk dari siswa. Guru harus berusaha  untuk menghindari dan meninggalkan perilaku ini sejak mengetahui dampak tersebut.[6]
  
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
CAPER, adalah apaya semacam kegiatan yang mengganggu pemandangan dan pendengaran. CAPER  itu adalah suatu kegiatan yang menurut kita lucu tapi menurut orang lain Caper singkatan dari 2 kata “cari perhatian”, yang sering kita lontarkan pada seseorang yang sering nya dalam segi Negatif. Di dalam kehidupan,kita sering menyamakan istilah caper dengan penjilat. di dunia pekerjaan , di dunia sekolah,dalam sebuah hubungan , dan lain-lain. Padahal istilah itu sangat membedakan kriteria dan jenis watak seseorang.padahal  sewajarnya setiap orang membutuh kan caper itu sendiri, yang pasti dari segi positive yang tidak merugikan orang lain dan menguntungkan untuk diri kita sendiri.Caper yang identik kita kategorikan dalam hal negative, Sebenar nya dan seharus nya di nyatakan dan di perbuat dalam hal positive. dari suatu hal positive dan menimbulkan dampak positive.
Cara mencari perhatian yang tidak pandang bulu itu bisa juga disebabkan karena adanya kerusakan otak atau akibat kecemasan karena tidak yakin akan adanya kelekatan ikatan kasih sayang yang kuat.
Pertama, siswa yang caper sebenarnya ingin diperhatikan oleh guru. kedua anak bersikap caper adalah karena ingin memperkenalkan dirinya. Dia ingin dikenal gurunya.

DAFTAR PUSTAKA
Udin S. Winataputra, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya.2002 Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
 SetiaAbin Syamsuddin, 2003, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Rujukan Internet
http://kampungjuara.blogspot.com/2012/01/anak-caper.html


[1] Abin Syamsuddin,  Psikologi Pendidikan,( Bandung : PT Remaja Rosda Karya) 2003 hal 76
[2] Udin S. Winataputra, dkk Strategi Belajar Mengajar.( Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka) 2003 hal 56
[3] Ibid hal 34
[4] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya,  Strategi Belajar Mengajar.( Bandung : Pustaka Setia) 2003 hal 45

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates