Hubungan Interpersonal
Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan itu dapat dilakukandalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi sosial dan lain-lain. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang nantinya akan menjadi dasar dalam melakukan hubungan atau interaksi antar individu, karena komunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan interpersonal. Dalam bagian ini perlu diketahui tentang pengertian hubungan interpersonal, tahap-tahap hubungan interpersonal, faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal,teori-teori hubungan interpersonal dan ciri-ciri hubungan interpersonal yang baik.[1] Hubungan interpersonal adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain yang melandasi komunikasi interpersonal yang dilakukan. Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.[2]
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusaak. “komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting,” Anita taylor et al. (1977:1987). Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.[3] Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship”. Bukan hanya menyampaikan isi, tetapi juga mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1067) dengan buku mereka Pragmatics of Human Communication. Mereka melahirkan istilah baru untuk menunjukkan aspek hubungan dari pesan komunikasi ini.
Teori-teori hubungan interpersonal
Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan interpersonal, tetapi dengan mengikutimikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974:224-231) kita akan menyebutkan empat buah model: (1) model pertukaran sosial (social exchange model); (2) model peranan (role model); (3) model permainan (the “games people play” model); dan (4) model interaksional (interactional model).[4]
1. Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.[5] Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka uatama dari model ini, menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsim dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. “ Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegannya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.buat orang kaya, mungkin penerimaan sosial lebih berharga dari pada uang. Buat orang miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menhabiskan sumberkekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.[6] Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia kan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, kita mempunyai kawan yang pelit dan bodoh. Kita banyak membantunya, tetapi hanya sekedar supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan kita (biaya) ternyata lebih besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang kita terima. Kita rugi. Menurut teori pertukara sosial, hubungan kita dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan digantikan dengan hubungan barudengan orang lain. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia,ia akan mengukur ganjaran hubungan interpersonal dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskannya.[7]
2. Model Peranan
Bila model pertukaran sosial memandang hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang, model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan, memiliki keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan kerancuan peranan. Ekspektasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Guru diharapkan berperan sebagai pendidik yang bermoral dan menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya. Guru yang berbuat jahat, tidak memenuhi ekspektasi peranan. Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Desakan sosial dapat berwujud sebagai sanksi sosial dan dikenakan bila individu menyimpang dari peranannya. Dalam hubungan interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia melaksanakan peranannya. Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu, kadang-kadang juga disebut kompetensi sosial (social competense). Disini sering dibedakan antara keterampilan kognitif dan keterampilan tindakan. Keterampilan kognitif menunjukkan keterampilan individu untuk mempersepsi apa yang diharapkan orang lain dari dirinya, ekspektasi peranan. Keterampilan tindakan menunjukkan kemampuan melaksanakan peranan sesuai dengan harapan-harapan ini. Dalam rangka kompetensi sosial,keterampilan peranan juga tampak pada kemampuan “menangkap” umpan balik dari orang lain sehingga dapat menyesuaikan pelaksanaan peranan sesuai dengan harapan orang lain. Hubungan interpersonal sangat bergantung pada kompetensi sosial ini. Konflik peranan terjadi bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan yang kontradiktif, misalnya seorang bapak yang berperan juga sebagai polisi untuk menangani perkara anaknya, atau wanita muda yang memainkan peranan istri, ibu, dan pengacara sekaligus, atau bila individu merasa bahwa ekspektasi peranan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya dan konsep diri yang dimilikinya. Agak dekat dengan konflik peranan ialah kerancuan peranan. Ini terjadi jika individu berhadapan dengan situasi ketika ekspektasi peranan tidak jelas baginya.[8]
3. Model Permainan
Model ini berasal dari psikiater Eric Berne (1964-1972) yang menceritakannya dalam buku Games People Play. Analisisnya kemudian dikenal sebagai analisis transaksional. Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia: Orang tua, Orang dewasa, dan Anak (parent, adult, child). Orang tua adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari orang tua kita atau orang yang kita anggap orang tua kita. Orang dewasa adalah bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasioanal, sesuai dengan situasi, dan biasanya berkenaan dengan masalah-masalah penting yang memerlukan pengambilan keputusan secara sadar. Anak adalah unsur kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas, dan kesenangan.Dalam hubungan interpersonal, kita menampilkan salah satu aspek kepribadian kita (orang tua, orang dewasa, anak), dan orang lain membalasnya dengan salah satu aspek tersebut juga.
4. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Untuk memahami sistem, kita harus melihat struktur. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan). Hubungan interpersonal dapat dipandang sebai sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya kita harus melihat pada karakteristik individu-individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok, dan sifat-sifat lingkungan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan. Dengan singkat, model interaksional mencoba menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.[9]
Tahap- tahap hubungan interperonal
- Pembentukan hubungan interpersonal
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan (acequaintance process): di sini kita akan menguraikan proses hubungan interpersonal.focus kita pada penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentungan hubungan. Perkenalan adalah proses komunikasi dimana individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang tidak sengaja ) informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya dengan mengunakan cara-cara yang agak berbeda pada bermacam-macam persahabatan. Newcomb, Berger , Zunin dan duck setelah menemukan hal-hal yang menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “ fase kotak yang permulaan” , di tandai oleh kedua belah pihak untuk “ menangkap” informasi dari reaksi kawannya . masing-masing pihak berusaha “menggali” secepatnnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Bila mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha menyembunyikan dirinya. Hubungan interpersonal mungkin dikhiri. Proses saling menilik ini disebut Newcomb sebagai “ reciprocal scanning “ (saling menyelidiki). [10] Menurut Charles R. Berger (1973), informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori :
§ Informasi demograf
§ Sikap dan pedapat; tentang orang atau objek
§ Rencana yang akan datang
§ Kepribadian
§ Prilaku pada masa lalu
§ Orang lain
§ Hobi dan minat
Menurut William Brooks dan Philip Emmert, “ kesan pertama sangat menentukan; karena itu, hal-hal yang pertama kelihatan – hal yang menentukan kesan pertama – menjadi sangat penting. Para psiko sosial menemukan bahwa penampilan fisik, apa yang di ucapkan pertama, apa yang
dilakukan pertama menjadi penentu yang penting terhadap pembentukan eitra pertama tenyang orang itu.
b. Peneguhan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidaklah berbersifat statis, tetapi slalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan (equilibrium). Ada empat faktor yang amat penting dalam memelihara keseimbangan ini, keakraban, kontrol, respon yang tepat dan nada emosinal yang tepat. Keakraban merupakan penemuan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang keakraban yang diperlukan. Faktor yang kedua adalah keseimbangan tentang siapa yang akan mengontrol siapa dan bila mana jka dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakan yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, siapa yang dominan konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor yang ketiga adalah ketepatan respon artinya respon A harus diikuti oleh respon B yang sesuai. Dalam konteks ini ada gunanya kita membagi respon kedalam dua kelompok. Konpirmasi-konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal, sedang diskonfirmasi akan merusaknya.
Komfirmasi:
a) Pengakuan langsung
b) Peranan positif
c) Respon meminta keterangan
d) Respon setuju
e) Respon suportif
Diskonfirmasi:
a) Respon sekilas
b) Respon inpersonal
c) Respon kosong
d) Respon interuksi
e) Respon rancu
f) Respon kontradiktif
Faktor keempat yang mempengaruhi hubungan interpersonal adalah keserasian emosional ketika berlangsungnya komunikasi. Walaupun mungkin saja terjadi dua orang berinteraksi dengan suuasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil.
- Pemutusan hubungan interpersonal
Walaupun kita dapat menyimpulkan bahwa jika empat faktor di atas tidak ada, hubungan interpersonal akan diakhiri, sesungguhnya penelitian tentang pemutusan hubungan masih jarang sekali dilakukan. Namun demikian, kita dapat mengambil analisis R.D. Nye (1973) dalam bukunya "Conflict among Humans". Nye menyebutkan 5 sumber konflik, yaitu:
ü Kompetisi. Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain, misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
ü Dominasi. Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar.
ü Kegagalan. Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain ketika tujuan bersama tidak tercapai.
ü Provokasi. Salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal
Kemampuan melakukan hubungan interpersonal dengan baik merupakan salah satu hal penting untuk dimiliki seseorang. Hubungan interpersonal yang baik akan membantu dan mendukung individu dalam melakukan hubungan dengan orang lain dalam kaitannya untuk membina kerjasama serta membina persahabatan. Hubungan interpersonal sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan sosial remaja. Remaja yang mempunyai hubungan interpersonal yang kurang baik, akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka tinggal, baik itu dirumah, sekolah maupun di masyarakat. Mereka bisa mempunyai rasa tidak percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain dan sulit membina hubungan dengan orang lain.Hubungan interpersonal yang baik bisa tercipta apabila ada komunikasi yang baik. Untuk menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap saling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas.[12] Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Lalu apa saja factor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik? Disini kita akan menyebutkan tiga hal : Percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.
a. Percaya (trust)[13]
Sejak tahap yang pertama dalam hubungan interpersonal (tahap perkenalan), sampai pada tahap kedua (tahap peneguhan). Secara ilmiah, percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya dalam situasi yang penuh resiko. (giffin, 1967:224-234). Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya antara lain :
Ø Ada situasi yang menimbulkan risiko.
Bila orang yang menaruh kepercayaan kepada seseorang, ia akan menghadapi risiko. Risiko itu dapat berupa kerugian yang anda alami.
Ø Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibatnya bergantung pada perilaku orang lain
Ø Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
Sejauh mana kita percaya kepada orang lain, akan dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Disamping faktor-faktor personal, ada lagi empat faktor yang berhubungan dengan sikap percaya antara lain :
1. Karakteristik dan maksud orang lain. Orang akan menaruh kepercayaan kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan, ketrampilan, atau pengalaman dalam bidang tertentu.
2. Hubungan kekuasaan. Percaya tumbuh apabila orang-orang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain.
3. Sifat dan kualitas komunikasi. Bila komunikasi bersifat terbuka , maksud dan tujuan sudah jelas, eksprektasi sudah dinyatakan, maka akan tumbuh sikap percaya.
Sikap percaya berkembang apabila setiap komunikan mengganggap komunikan lainnya berlaku jujur. Tentu saja sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman kita dengan komunikan. Karena itu, sikap percaya berubah-ubah bergantung kepada komunikan yang dihadapi. Misalnya, saya mungkin percaya pada polisi B karena pengalaman saya mendapat bantuannya pada waktu yang lalu, tetapi saya masih tetap tidak percaya pada polisi B.
Selain pengalaman, ada tiga faktor utama yang menumbuhkan sikap percaya atau mengembangkan komunikan yang didasarkan pada sikap saling percaya antara lain : menerima, empati, dan kejujuran.
· Menerima adalah kemampuan berhubungan degan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan dan sikap ini melihat individu patut dihargai. Sikap menerima tidaklah semudah yang dikatakan. Kita selalu cenderung menilai dan sukar menerima. Akibatnya, hubungan interpersonal kita tidak berlangsung seperti yang kita harapkan.
· Empati adalah faktor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Empati dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita.
· Kejujuran adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Sikap menerima kita dapat ditanggapi sebagai sikap tak acuh, dingin dan tidak bersahabat; empati dapat ditanggapi sebagai pura-pura. Supaya ditanngapi sebenarnya, kita harus jujur menggungkapkan diri kita kepada orang lain.
b. Sikap suportif
adalah sikap yang mengurangi sikap depentif dalam komunikasi dalam penelitian gaib di ungkapkan bahwa makin sering orang menggunakan perilaku depentif, makin besar kemungkinan komunikasi depentif, komunikasi depentif berkurang dalam perilaku suportif, ketika orang menggunakan perilaku ke sebelah kanan.
a) Evaluasi dan Deskripsi. Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain, memuji atau mengancam. Deskripsi artinya penyampaian pesan dan persepsi antara tampa menilai.
b) Control dan Orientasi Masalah. Perilaku kontrol adalah berusaha untuk mengubah orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya.
c) Strategi dan spontanitas. Stategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.
d) Netralitas dan Empati. Netralitas berarti sikap inpersonal memperlakukan orang lain tidak sebagai persona, melainkan sebagi objek.
e) Superioritas dan Persamaan. Superioritas berarti sikap menunjukkan anda lebih tinggi atau lebih baik dari pada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan.
f) Kepastian dan Provisionalisme. Orang yang memiliki kepastian berarti memiliki dogmatis, keinginan menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat
c. Sikap terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah domatisme; sehingga untuk memahami sikap terbuka, kita harus mengidentifikasikan lebih dahulu karakteristik orang dogmatis.[14]
Sikap Terbuka
1. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika
2. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa
3. Berorientasi pada isi
4. Mencari informasi dari berbagai sumber
5. Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya
6. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
Sikap Tertutup
1. Menilai pesan berdasarkan motif-motif pribadi
2. Berpikir simplistis, artinya berpikir hitam-putih (tanpa nuansa)
3. Bersandar lebih banyak pada sumber pesan dari pada isi pesan
4. Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain.
5. Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem kepecayaannya.
6. Menolak, mengabaikan, mendistorsi dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaannya.
Kriteria sikap orang terbuka:
a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajengan logika.
b. Membedahkan dengan muda melihat nuansa
c. Berorientasi pada isi
d. Mencari informasi dari berbagai sumber.
e. Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayannya.
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
[3] Jalaluddin Rakhmat, psikologi komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 119
[4] Ibid, hlm. 120
[6] Rakhmat, psikologi komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 121.
[7] Ibid, hlm. 121-122
[8] Ibid, hlm. 122-123
[9] Ibid, hlm. 124
[10] Ibid, hlm. 124-125
[14] Ibid, hlm. 136
4 komentar:
sangat bermanfaat artikelnya...
I have read several just right stuff here. Certainly worth bookmarking for revisiting.
I surprise how so much attempt you place to create this kind of wonderful informative website.
Also visit my blog post - acheter followers twitter
Hey there, I think your blog might be having browser compatibility issues.
When I look at your website in Safari, it looks fine but when opening in Internet Explorer, it has some overlapping.
I just wanted to give you a quick heads up! Other then that, excellent blog!
My website plus de tweet
Hello there! This post could not be written any better!
Reading this post reminds me of my previous room mate!
He always kept talking about this. I will forward this
write-up to him. Pretty sure he will have a good read. Thank you for sharing!
Feel free to visit my page augmenter ses vue youtube
Posting Komentar