Santri Annuriyah |
Dewasa ini, kita sering digembor-gemborkan mengenai istilah pendidikan karakter. Apa sih sebenarnya pendidikan karakter itu? Baik disini saya akan coba menelaah terlebih dahulu pengertian pendidikan karakter. Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang
unik, baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah
rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang. Jadi pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha pengembangan dan
mendidik karakter seseorang, yaitu kejiwaan, akhlak dan budi pekerti
sehingga menjadi lebih baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai
sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster
optimal character development”. Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna
yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya
adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga
masyarakat, dan warga negara yang baik.
Pendidikan Karakter yang bertujuan membentuk moral kepribadian anak bangsa yang beretika, terdidik akhlak dan mempunyai sikap sopan dan santun. Maka disini saya akan mengatakan bahwa tempat pendidikan karakter terbaik adalah di Pesantren. Mengapa demikian? Karena pesantren yang berbasis asrama selain mengajarkan ilmu agama, juga mengajarkan tentang ilmu sosial. Jadi tidak melulu hanya persoalan agama saja yang di kaji dalam pesantern, akan tetapi bagaimana cara hidup bersosial secara tidak langsung juga diajarkan. Etika dan moral selalu ditanamkan di pesantren, setiap hari dicekoki dengan akhlak terpuji, jadi kemungkinan anak untuk menyimpang sangat minim, karena mereka telah dibekali dengan ilmu agama yang cukup juga dibekali pendidikan karakter sejak dini ketika di pesantren.
Ketika masa penempuhan pendidikan jatuh pada tempo yang telah ditetapkan (pendidikan umum), maka mau tidak mau orang tersebut harus kembali lagi ke masyarakat. Lalu apakah ketika terjun kembali kemasyarakat ilmu yang akan diajarkan adalah hanya pelajaran-pelajaran yang telah dimakan sewaktu bangku sekolah dahulu? Tentu tidak, masyarakat tidak akan mengerti mengenai ilmu ilmiah misalnya, justru yang lebih penting dibawa dan diterapkan dalam masyarakat adalah pembawaan karakter. Seseorang yang berkarakter baik, tentu akan dengan mudah mengambil hati masyarakat. Jadi pesan-pesan keilmuan ataupun keahlian yang dimilikinya dapat tersalurkan dengan baik. Bagaimana jika seseorang yang pintar tidak mempunyai karakter yang baik? Alhasil akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang bejat, korup, dan menyimpang.
Disini bukan berarti pendidikan umum tidak mempunyai peran, akan tetapi semakin sempurna tercapainnya tujuan hidup berbangsa yang baik jika dilengkapi dengan pendidikan yang ada di pesantren. Tidak semata-mata hanya mementingkan perkara dunia saja, tapi juga harus seimbang dengan akhiratnya. Maka pendidikan umum dan pendidikan khusus (pesantren) seyogyanya berjalan secara berkesinambungan kedua-duanya.
Pesantren adalah suatu wadah penampung atau media penyaluran pendidikan karakter terbaik. Manusia yang berakhlak mulia dan beretika, manusia yang menjunjung tinggi nilai dan moral, manusia yang berkepribadian santun. Semua itu bisa kita dapatkan di pesantren.
0 komentar:
Posting Komentar