BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Anak berbakat mempunyai kebutuhan dan masalah khusus. Jika mendapat pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka mengembangkan bakat dan kemampuan mereka secara utuh dan optimal, mereka dapat memberi sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat. Jika bakat mereka tidak dikembangkan mereka dapat menjadi underachiever, yakni seseorang yang kinerjanya dibawah kemampuannya, dan hal ini tidak merugikan perkembangan dirinya saja tetapi juga merugikan masyarakat yang kehilangan bibit unggul untuk pembangunan negara.
Merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab bagi kita untuk membantu memupuk talenta anak-anak berbakat. Oleh sebab itu, di sini penulis akan mengupas lebih jauh tentang teori-teori bakat. Yang diharapkan dengan penulisan makalah ini, dapat memberikan sumbangsih untuk memudahkan kita mengasah kreativitas anak berbakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bakat?
2. Seperti apa teori bakat menurut teori psikoanalisis?
3. Bagaimana teori bakat menurut teori humanistik?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BAKAT
bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Kamus Advance, misalnya, mengartikan talent dengan “natural power to do something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan “natural endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya. RUpanya, bakat dalam pengertian kedua ini juga dipakai oleh Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu deteksi mana yang paling kuat di dalam diri Anda: Acting Ability (akting / gerakan), Adventuresomeness (kepetualangan), Aesthetic perceptiveness (estitika), Artistic Talent (artistik), Athletic prowess (ke-atlit-an), Common sense (pengetahuan umum), Compassion (peduli orang lain, mudah tersentuh), Courage (keberanian), Creativity (kreativitas), Emotional maturity (kematangan emosi), Excellent memory (kehebatan menyimpan data / menghafal), Imagination (imajinasi), Inquiring mind (keingintahuan), Intuition (intuisi), Inventiveness (daya cipta, penemuan), Knowledge of a given subject (Pengetahuan spesifik), Leadership abilities (kepemimpinan), Literary aptitude (bakat kesastraan), Logical-reasoning ability (kemampuan berlogika), Manual dexterity (ketangkasan manual / ketrampilan tangan), Mathematical ability (kemampuan matematis), Mechanical know-how (penguasaan mekanis), Moral character (karakter moral), Musicality (permusikan), Passionate interest in a specific topic (kegairahan mengikuti / mendalami topik tertentu), Patience (kesabaran), Persistence (ketangguhan), Physical coordination (kerapian fisik), Political astuteness (kelihaian berpolitik), Problem-solving capacity (kemampuan menghadapi masalah), Reflectiveness (kemampuan merefleksikan), Resourcefulness (kepandaian mengatasi masalah), Self-discipline (disiplin-diri), Sense of humor (naluri melucu), Social savvy (pemahaman sosial), Spiritual sensibility (ketajaman spiritual), Strong will (kemauan keras), Verbal ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal).