Jumat, 28 September 2012

Hari Ini Akan Menjadi Hari Yang Akan di Rindukan

Suatu saat nanti masa ini akan menjadi masa yang paling kita rindukan sepanjang perjalanan hidup, masa dimana kita merajut asa bersama, tertawa menangis berduka pada ruang dan waktu yang sama. Masa dalam tugas mencari imu demi bekal dimasa depan. Masa dimana beban menjadi sebuah nikmat tak terkira.

Ada pertemuan pasti ada perpisahan, ada kebahagiaan pasti ada tangis yang berjalan sejajar, begituah hidup. Ada yang datang ada yang pergi. Hanya saja sebelum masa perpisahan itu tiba, nikmatiah masamu hari ini, lakukan yang terbaik, karena hari ini tak akan pernah terulang kembali.

Hari ini, iya hari ini ingatlah kawan. Karena nanti langkah kita akan berjalan tak lagi beriringan. Suatu saat nanti, hanya potret-potret buram dimasa lalu yang bisa kita kenang. Desir-desir kerinduan akan merajai hati.

Sampai saat itu tiba kawan, aku ingin setiap hari yang tersisa mengukir rajutan helai kebermaknaan. Bersama, aku mulai belajar mengecap kehidupan. Menghitung hari, sampai langkah kita tak lagi beriringan.

Kamis, 27 September 2012

Contoh Surat Ijin Penelitian



KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS TARBIYAH
      JL. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp.(031)8437893
    Fax. (031) 8437893-8413300 e-mail:tarbiyah@sunan-ampel.ac.id
 

Nomor : In.02/1/TL.00/……../XII/2012                                             Surabaya, 28 September 2012
Lamp   : -
Hal      : Izin Penelitian

Kepada Yth.
Kepala SMKN 6 Surabaya
Di
          Surabaya

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat disampaikan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :

No.
Nama
NIM
Jurusan/ Semester
1
Qoririalita Furqoni
D73210073
KI / 5
2
Sistriana Octavivi
D33210057
KI / 5
3
Alfi Khoiriyatul F.
D93210075
KI / 5
4
Nur Halimah
D03210053
KI / 5
5
Farida Nur ‘Aini
D33210058
KI / 5

Dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah “Bimbingan Konseling Kelompok dan Individu” perlu mengadakan penelitian tentang: “Memahami Teknik Bimbingan Konseling Individu dan Kelompok di SMKN 6 Surabaya“

Senin, 10 September 2012

Contoh RPP Berkarakter


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


SMP/MTS                    :    SMPN 1 Kenangan
Mata Pelajaran            :   Pendidikan Agama Islam
Aspek                           :    Aqidah
Kelas / Semester          :   VII / 1
Standar Kompetensi   :    2. Meningkatkan Keimanan Kepada Allah SWT Melalui                                                                          Pemahaman Sifat-sifat-Nya.
Kompetensi Dasar     :    2.2 Menyebutkan Arti ayat-ayat Al-Quran Yang Berkaitan                                                  Dengan Sifat-sifat Allah SWT
Alokasi Waktu            :    2x 45 menit ( 1 x pertemuan )
Tujuan Pembelajaran** :
                                           Siswa dapat mengidentifikasi arti ayat Al-Qur’an yang brhubungan                                                               dengan sifat Allah SWT
Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat wajib,mustahil,jaiz bagi allah swt
Siswa dapat menyebutkan ciptaan-ciptaan Allah
Siswa dapat menjelaskan karakteristik ciptaan-ciptaan Allah
Karakter siswa yang diharapkan  :
                                                              Siswa dapat ditanamkam sifat dapat dipercaya ( Trustworthines) dan jujur, siswa dapat ditanamkan rasa hormat dan perhatian ( respect ) , siswa dapat ditanamkan rasa tekun ( diligence ), tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ).

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI KELOMPOK


1.      Komunikasi Kelompok Deskriptif
Para ahli komunikasi kelompok menunjukkan tiga kategori kelompok yang besar, yaitu: kelompok tugas, kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar. Untuk setiap kategori kelompok terdapat beberapa model yang melukiskan tahapan perkembangan proses kelompok.[1]
1.         Kelompok Tugas : Model Fisher
Aubrey Fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas, dan menemukan bahwa kelompok melewati empat tahap: orientasi, konflik, pemunculan, dan peneguhan.
Pada tahap pertama, setiap anggota berusaha saling mengenal, saling menangkap perasaan satu sama lain, mencoba menemukan peranan status. ini adalah tahap pemetaan masalah. Tindak komunikasi pada tahap ini umumnya menunjukkan persetujuan, mempersoalkan pernyataan, dan berusaha memperjelas informasi. Anggota kelompok cenderung tidak seragam dalam menafsirkan usulan.
Pada tahap kedua (konflik) terjadi peningkatan perbedaan di antara anggota. Masing-masing berusaha mempertahankan posisinya. Tindak komunikasi pada tahap ini kebanyakan berupa pernyataan tidak setuju, dukungan pada pendirian masing-masing, dan biasanya menghubungkan diri dengan pihak yang pro atau kontra.[2]

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KHALAYAK PADA KOMUNIKASI MASSA


A.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Shannon dan Weaver (1949) mengemukakan bahwa, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.[1]

HUBUNGAN INTERPERSONAL DAN PENGARUHNYA PADA KOMUNIKASI INTERPERSONAL


Hubungan Interpersonal
            Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan itu dapat dilakukandalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi sosial dan lain-lain. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang nantinya akan menjadi dasar dalam melakukan hubungan atau interaksi antar individu, karena komunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan interpersonal. Dalam bagian ini perlu diketahui tentang pengertian hubungan interpersonal, tahap-tahap hubungan interpersonal, faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal,teori-teori hubungan interpersonal dan ciri-ciri hubungan interpersonal yang baik.[1] Hubungan interpersonal adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain yang melandasi komunikasi interpersonal yang dilakukan. Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.[2]
            Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusaak. “komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting,”  Anita taylor et al. (1977:1987). Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.[3] Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship”. Bukan hanya menyampaikan isi, tetapi juga mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1067) dengan buku mereka Pragmatics of Human Communication. Mereka melahirkan istilah baru untuk menunjukkan aspek hubungan dari pesan komunikasi ini.

Pengaruh Persepsi Interpersonal Dan Konsep Diri Dalam Komunikasi Interpersonal



  1. Pengaruh Persepsi Interpersonal
      Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperolah dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).[1]
      Interpersonal, yaitu komunikasi antara individu, factor personal dan situasional mempengaruhi seseorang dalam komunikasi.[2]
  1. Factor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia
Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan factor-faktor internal, apakah baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, system kognitif kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar adalah factor biologis dan factor sosiopsikologis.[3]
1.      Factor biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lain. Ia lapar jika tidak makan selama dua puluh jam, kucing pun demikian. Ia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya begitu pula kerbau. Ia melarikan diri kalau melihat musuh yang menakutkan begitu pula monyet. Factor biologis terlibat dlam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan factor sosiopsikologis. Bahwa warna warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat di awali struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologis (Wilson,1975).[4]

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR


PENGERTIAN PSIKOLOGI KOMUNIKATOR
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk menyampaikan. Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:

Sejarah Komunikasi Massa


A.    Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.
Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.[1]
Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa di rumuskan Bittner: “ Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”.[2] Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan merincikan karakteristik massa. Gerbner (1967) menulis, “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Maletzke (1963) menghimpun banyak defisi beberapa di antaranya, sebagai berikut:

Sensasi Dan Persepsi Dalam Komunikasi Intrapersonal


I.       Pengertian Sensasi
Sensasi berasal dari kata ‘sense’ yang artinya alat penginderaan. Yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Terjadinya proses sensasi adalah bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak (Dennis Coon, 1977 : 79). Menurut Benjamin B. Wolman (1973:343) sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sensasi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh alat-alat indera manusia untuk menginterpretasikan lingkungan disekitarnya.[1]Pada referensi lain disebutkan bahwa sensasi adalah proses menangkap stimuli.[2]

KONSELING PERNIKAHAN


Pengertian perkawinan dapat disejajarkan dengan pengertian pernikahan. Dalam hal nikah, Sikun Pribadi mengemukakan bahwa ”nikah” ialah ikatan janji cinta antara dua jenis kelamin, yang bertemu dalam hatinya. Dalam pengertian cinta, ada dua unsur yaitu saling ”menyayangi” dan tarik-menarik karena ”birahi”. Di dalam gejala birahi terdapat unsur seks, yang selalu ada pada setiap manusia yang normal. Seks ialah energi psikis, yang mewujudkan diri dalam berbagai bentuk, terutama dalam bentuk hubungan antar manusia sebagai pria dan wanita.
Perkawinan adalah suatu ikatan antara pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat istiadat yang berlaku (Dadang Hawari, 2006: 58). Sedangkan menurut Undang-Undang Perkawinan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1974) yang dimaksud dengan perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Atas dasar pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita  sebagai suami-isteri atas dasar cinta dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.   

Template by:

Free Blog Templates