1.
Pengertian BK Pola 17
Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut dengan “BK Pola
17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17 (tujuh belas) butir
pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan konseling di
sekolah.[1]
Pola bimbingan dan konseling pola 17 adalah
progam bimbingan dan konseling / pemberian bantuan kepada peserta didik
melalui, 4 bidang
bimbingan, 7 layanan,
dan 5 layanan
pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling
yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan konselig. Seluruh
kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta
didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru pembimbing atau
guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dilaksanakan secara
terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program itulah yang
menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di
sekolah.[2]
2.
Tujuan BK Pola 17
Secara umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17 adalah memberikan
arah kerja / sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru BK / konselor, membantu
peserta didik mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karir yang
sesuai dengan tuntutan kerja.
Kegiatan bimbingan konseling (BK)
secara menyeluruh meliputi empat bidang bimbingan, adalah (1) bimbingan
pribadi, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar dan (4) bimbingan karir.
Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan diselenggarakan melalui tujuh
jenis layanan (1) Layanan orientasi, (2) layanan penempatan dan penyaluran, (3)
layanan konseling perorangan, (4) layanan konseling kelompok, (5) layanan
informasi, (6) layanan pembelajaran, dan (7) layanan bimbingan kelompok.
Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima kegiatan
pendukung, adalah (1) instrumentasi bimbingan konseling, (2) himpunan data, (3)
konferensi kasus, (4) kunjungan rumah dan (5) alih tangan kasus.[3]
Semua kegiatan BK tersebut didasari oleh satu pemahaman yang menyeluruh dan
terpadu tentang wawasan BK yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip
dan asas-asas BK.
Uraian berikut ini akan menjelaskan pengertian bidang-bidang bimbingan
konseling, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan pendukung
bimbingan konseling.
1.
Bidang-bidang bimbingan konseling
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang
sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan
konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan
peserta didik.
a.
Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling membantu
siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang
bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:[4]
a)
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan
wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b)
Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
c)
Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi
serta penyaluran dan pengembangan.
d)
Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan
usaha-usaha penanggulangannya.
e)
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
f)
Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang diambil.
g)
Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup
sehat.
b.
Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di sekolah
berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan
sosialnya. Bidang ini dirinci menjadi
pokok-pokok berikut:[5]
1) Pemantapan
kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan.
2)
Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
3) Pemantapan
hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya.
4) Pemantapan
tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan.
5) Pemantapan
kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi.
6) Orientasi
tentang hidup berkeluarga.
c. Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling membantu
peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:[6]
1)
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari
informasi dari berbagai sumber belajar.
2)
Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara
mandiri atau kelompok.
3)
Pemantapan penguasaan materi program belajar di
sekolah.
4)
Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,
sosial dan budaya yang di lingkungan sekitar dan masyarakat.
5)
Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih
tinggi.
d. Bidang bimbingan karir
Dalam bidang bimbingan karir ini, pelayanan bimbingan konseling ditujukan
untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karir.
Bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:[7]
1)
Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2)
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
kecenderungan karir yang hendak dikembangkan.
3)
Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia
kerja, jenis-jenis pekerjaan.
4)
Pemanfaatan cita-cita karir sesuai dengan bakat minat
dan kemampuan.
2. Layanan Bimbingan
Konseling
Sebagaimana telah dijelaskan di awal bab ini bahwa semua jenis layanan
bimbingan konseling di sekolah mengacu pada bidang-bidang bimbingan konseling.
Sedangkan bentuk dan isi layanan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik. Bidang bimbingan konseling dengan jenis layanan sangat terkait. Adapun macam-macam layanan yang telah disediakan di dalam BK pola 17
adalah:[8]
a)
Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya,
dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu.
Adapun materi yang dapat diangkat
melalui layanan orientasi, antara lain:
1)
Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2)
Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
3)
Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa.
4)
Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
5)
Peranan kegiatan bimbingan karir.
6)
Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk
segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
b)
Layanan informasi
Layanan informasi adalah layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar
kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Materi
layanan informasi, antara lain:
1)
Informasi pengembangan pribadi
2)
Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat,
minat.
3)
Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama
dan sopan santun.
4)
Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program
inti, program khusus dan tambahan.
5)
Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat
mengikuti UAN.
6)
Informasi pendidikan tinggi.
c)
Layanan penempatan dan penyaluran
Adalah layanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan atau program studi, program latihan, magang, kegiatan co-ekstra
kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadi. Materi
layanan penempatan dan penyaluran, antara lain:
1)
Penempatan di dalam kelas, program studi atau jurusan
dan pilihan ekstrakulikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan,
kemampuan bakat dan minat.
2)
Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar,
organisasi kesiswaan.
3)
Penempatan dan penyaluran ke dalam program yang lebih
luas, PMDK, UMPTN.
4)
Penempatan
dan penyaluran pada dunia kerja sesuai dengan bakat siswa.
d)
Layanan bimbingan belajar
Adalah layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya. Materi
layanan bimbingan belajar, antara lain:
1)
Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
2)
Pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat,
bertanya dan menjawab serta menulis.
3)
Pengajaran perbaikan
4)
Program pengayaan
e)
Layanan konseling perorangan
Adalah layanan bimbingan konseling memungkinkan peserta didik mendapat
layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam
rangka pembahasan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan siswa dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Pengenalan dan pemahaman permasalahan
2)
Analisis yang tepat
3)
Aplikasi dan pemecahan permasalahan
4)
Evaluasi, baik evaluasi awal proses atau evaluasi
akhir.
5)
Tindak lanjut.
Materi layanan konseling perorangan,
antara lain:
1) Pemahaman
sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta
penyalurannya.
2) Pengentasan
kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3) Informasi
karir, dunia kerja dan prospek masa depan karir.
4) Pengambilan
keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan sosial.
f) Layanan
bimbingan kelompok
Adalah layanan
bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing
atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok mempunyai
3 fungsi adalah informatif, pengembangan dan preventif dan kreatif. Materi
layanan bimbingan kelompok, adalah:
1) Pemahaman
dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
2) Pemahaman
dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk
perbedaan individu, sosial dan budaya).
3) Pemahaman
tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karir.
4) Pengambilan
keputusan dan perencanaan masa depan.
g)
Layanan konseling kelompok
Adalah layanan
bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang
bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama
anggota kelompok. Tujuan
konseling kelompok, meliputi:
1)
Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan
orang banyak.
2)
Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa
terhadap teman sebaya.
3)
Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing
anggota kelompok.
4)
Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap
berikut:
1)
Tahap pembentukan
2)
Tahap peralihan
3)
Tahap kegiatan
4)
Tahap pengakhiran.
3.
Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
Selain kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah
dikemukakan pada uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat dilakukan
sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung ini
pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan
masalah klien, melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan
lain serta kemudahan-kemudahan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan
kegiatan layanan terhadap peserta didik. Adapun yang termasuk kedalam kegiatan pendukung bimbingan konseling
adalah:[9]
a. Aplikasi instrumentasi bimbingan
konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk mengumpulkan
data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun
kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang
lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Data dan
keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan
konseling pada umumnya meliputi:
1)
Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap
diri sendiri.
3)
Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
4)
Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta
kemampuan belajar.
5)
Informasi karir dan pendidikan.
6)
Kondisi keluarga dan lingkungan.
b. Penyelenggaraan himpunan data
Adalah kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun
dan dipelihara meliputi:
1) Identitas
pribadi
2) Latar
belakang rumah dan keluarga
3) Kemampuan
mental, bakat dan kondisi kepribadian
4) Sejarah
pendidikan, nilai-nilai pelajaran
5) Sejarah
kesehatan
6) Minat dan
cita-cita
c.
Konferensi kasus
Adalah kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas permasalahan
yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh
berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
1) Diperolehnya
gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
2) Terkomunikasinya
sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guru
pembimbing atau guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
3) Terkoordinasinya
penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif
dan efisien.
d.
Kunjungan rumah
Adalah kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta
didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang
penuh antara orang tua atau wali dan anggota keluarga lainnya dengan guru
pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang
berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut paut dengan permasalahan
peserta didik. Data dan keterangan ini meliputi:
1) Kondisi
rumah tangga dan orang tuan
2) Fasilitas
belajar yang ada di rumah
3) Hubungan
antar anggota keluarga
4) Sikap dan kebiasaan
siswa di rumah
5) Komitmen
orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan pengentasan
masalah siswa.
e.
Alih tangan kasus
Adalah kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk mendapatkan penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan
memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau
praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan
siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru kelas.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang
diemban oleh kegiatan alih tangan kasus ialah fungsi pengentasan.[10]
3. Keefektifan BK Pola 17
Keefektifan BK sebagai sebuah
bantuan yang diperuntukkan untuk siswa bisa diketahui sebagai
berikut:[11]
1)
Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara
berangsur-angsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan semua unsur atau staf
sekolah dalam perencanaannya.
2)
Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal
dan realitas dalam perencanaannya.
3)
Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan
komunikasi yang continue antara semua unsur atau staf sekolah.
4)
Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau
memiliki fasilitas yang diperlukan.
5)
Program bimbingan itu hendaknya memberikan layanan
kepada semua murid.
6)
Program bimbingan itu hendaknya menunjukkan peranan
yang penting dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan
masyarakat.
7)
Program bimbingan itu hendaknya memberikan kesempatan
untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
8)
Program bimbingan itu hendaknya menjamin keseimbangan
layanan bimbingan, dalam hal :
a)
Layanan kelompok dan individual.
b)
Layanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas
bimbingan.
c)
Penggunaan alat pengukur atau teknik pengumpulan data
yang obyektif maupun subyektif.
d)
Pemberian jenis-jenis bimbingan.
e)
Pemberian bimbingan secara umum dan penyaluran secara
khusus.
f)
Pemberian bimbingan dengan berbagai program.
g)
Penggunaan sumber-sumber di dalam maupun di luar
sekolah bersangkutan.
h)
Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat.
i)
Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat.
[1] http://www.Erusfaizah.blogspot.com/2011/05/makalah-pola-umum-bk-di-sekolah-bk-pola.html?m=1.
Diakses pada, 26 Maret 2014, pkl.09.30 WIB
[3] http://www.panduanguru.com/bimbingan-konseling-dan-lahirnya-pola-17-plus-part-ii/.
Diakses pada 26 Maret 2014, pkl. 09.30 WIB
[4] http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan
-pribadi-sosial/. Diakses pada 26 Maret 2014, pkl. 09.30 WIB
[5] http://www.konselorkonseli.weebly.com/bimbingan-sosial.html.
Diakses pada 26 Maret 2014, pkl. 09.30 WIB
[6] http://www.windyrosnia.wordpress.com/2013/03/06/pengertian-tujuan-dan-fungsi-bimbingan-belajar/.
Diakses pada 26 Maret 2014, pkl. 09.30 WIB
[8] http://www.m.ifdilkonseling.page.tl/Layanan-dalam-BK.htm.
Diakses pada 26 Maret 2014, pkl. 09.30 WIB
[9] http://www.slideshare.net/komisariatimmbpp/9-kegiatan-pendukung-layanan-bimbingan-dan-konseling.
Diakses pada 26 Maret 2014, pkl. 09.30 WIB
[11] Priyatno Maranti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1999), h. 76, 81
0 komentar:
Posting Komentar