Selasa, 10 April 2012

Fungsi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
         Secara umum pendidikan memiliki fungsi yang sama di semua masyarakat. Tetapi fungsi dasar pendidikan bervariasi antara satu masyarakat dengan masyarakat lain, bahkan diantara berbagai kelompok atau kelas sosial. Hal ini di sebabkan oleh perbedaan dinamika dan kondisi tiap-tiap masyarakat. Tingkat perkembangan industrialisasi suatu masyarakat dapat mempengaruhi muatan dan bentuk proses pendidikan. Sistem pemerintahan juga mempengaruhi muatan dan kontrol terhadap proses pendidikan. Harapan keluarga dalam sosialisasi anak akan mempengaruhi proses pendidikan[1].



B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa fungsi dasar pendidikan?
2.      Apa fungsi sistem pendidikn?
3.      Apa fungsi pranata pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    FUNGSI DASAR PENDIDIKAN
                   Setiap anggota masyarakat disiapkan untuk kehidupan dikemudian hari. Pernyataan ini merupakan analisis dasar fungsi pendidikan. Sistem sekolah merupakan usaha yang disenggaja untuk mempertahankan pola normatif dan tindakan dari masyarakan. Ada aturan antara pola-pola normatif dan perilaku yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat. Sekolah telah dipercaya memainkan peran dalam mempertahankan norma-norma masyarakat.
                   Ada pertanyaan mendasar yang mempertanyakan fungsi sekolah sebagai tempat belajar budaya. Kebudayaan mapan yang harus dipelajari disekolah? Apakah tujuan menggajarkaan kebudayaan itu sebagai suatu kebenaran atau mengembangkan suatu kemampuan dan inisiatif untuk menjaga kebudayaan? Memahami kebudayaan sebagai suatu kebenaran dimungkinkan terjadi dimasyarakat yang berubah dengan lamban, dimana generasi yang masih hidup dan sudah meninggal memiliki pengalaman mendasar yang sama dan penjelasan budaya yang sama. Sedangkan bagi masyarakat yang mengalami perubahan cepat, sekolah harus mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi keadaan budaya yang tidak dapat diramalkan dengan tepat. Oleh karena itu, sekolah harus mempersiapkan murid dengan keterampilan untuk menghadapi keadaan yang sulit diprediksi.
                   Bagaimana dengan masyarakat industri yang berbeda dan berubah secara cepat? Apakah sosialisasi dan penyesuaian dengan nilai-nilai dimasyarakat diperlukan?. Dimasyarakat modern, terjadi homogenitas nilai dan tingkah laku oleh media masa. Tesis homogenisasi menyatakan bahwa globalisasi menimbulkan hilangnya keragaman budaya, dan yang terjadi adalah tumbuhnya”kesamaan” bahkan hilangnya otonomi budaya. Akibatnya, dimasyarakat terjadi penerimaan nilai-nilai dari masyarakat lain meskipun mereka berbeda. Disisi lain, kehidupan modern juga menampilkan kecenderungan fragmentarisasi atau heterogenisasi budaya, dimana kebudayaan yang terpagari, elastisitas etnik dan kemunculan ulang kekuatan sentimen nasionalistis duduk berdampingan dengan kebudayaan sebagai proses belajar pada level translokal.
                   Konteks masyarakat sangat luas dan terdapat nilai-nilai dan tingkah laku yang sangat luas. Oleh karena itu, sekolah membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat, lingkungan atau golongan masyarakat. Dalam konteks ini, menurut swift, sosialisasi menjadi sangat penting. Sekolah membantu peserta didik bersosialisasi dan mengembangkan interaksi social sehingga kelak menjadi komunitas yang lebih akrab dan berkembang hubungan social berdasarkan saling percaya diantara sesama anggota kelompok, saling  menghorrmati secara structural dan terbentuklah system hubungan harmonis antara sesama kelompok masyarakat. Dengan demikian, sekolah berperan mempersiapkan peserta didik untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup,baik dalam interaksi social dan stratifikasi sosial maupun dalam hubungan diantara kelompok sosial.
                   John Dewey pernah mengatakan bahwa: “Education is the process without end”, atau pendidikan itu adalah suatu proses tanpa akhir, maka sejalan dengan strategi pendidikan yang secara universal ditetapkan perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai “Life long education” yaitu pendididkan sepanjang hayat, maka fungsi pendidikan dengan demikian berlangsung secara continue dan berkesinambungan bagaikan spiral yng sambung menyambung dari satu jenjang ke jenjang yang bersifat progresif mengikuti kebutuhan manusia dalam bermasyarakat secara luas. Fungsi itu bersasaran pada manusia yang senantiasa bertumbuh dan berkembang mulai dari periode kandungan ibu sampai dengan meninggal dunia.
Fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancar. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat structural dan institusional[2].
Pendidikan juga berfungsi menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat
dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
A.                FUNGSI SISTEM PENDIDIKAN
                   Pendidikan merupakan lembaga yang memberikan pelayanan-pelayanan bagi masyarakat yang lebih luas. Sebagian masyarakat telah memperoleh manfaat pendidikan. Sebagian masyarakat lain mungkin memperoleh manfaat pendidikan dengan cara-cara lain. Menurut Mifflen, Robert Merton adalah sosiolog kontemporer yang paling terkenal dalam menjelaskan teori “ fungsi” dalam pendidikan. Dalam essainya yang berjudul “manifest and laten  function”, Merton memperkenalkan perbedaan fungsi manifest pendidikan dan fungsi laten pendidikan. Fungsi manifest adalah akibat-akibat obyektif yang menyumbang perubahan atau adaptasi dari sistem yang disengaja, diakui dan diterima oleh anggota system tersebut. Sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak disengaja, diakui dan bersifat tertutup.
                        Dikalangan psikolog, fungsi pendidikan dipertanyakan. Pendidikan berfungsi untuk siapa? Suatu lembaga tertentu dapat memberikan pelayanan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat umumnya, tetapi pada waktu yang sama menjadi disfungsional bagi sebagian masyarakat lainnya. Berikut ini adalah teori fungsi yang dikemukakan oleh Robert Merton:

1.      Fungsi Manifest Pendidikan
a.                   Belajar Kognitif
                   Secara luas, diakui bahwa satu fungsi utama dari persekolahan adalah mengajarkan kemelekhurufan serta pengetahuan umum dan keahlian yang melampaui tingkat kemelukhurufan. Secara luas, dianggap bahwa kemelukhurufan adalah kemampuan untuk membaca dan menulis dalam bahasa masyarakat dengan cara agak layak dan untuk melakukan penghitungan artimatika dasar. Istilah yang sekarang umumnya mulai dipakai adalah kemekhurufan fungsional. Kemelukhurufan fungsional membantu dalam dalam melakukan pekerjaan yang ada dalam masyarakat, khususnya sesuai dengan tuntutan-tuntutan dari berbagai organisasi beserta berbagai birokrasi. Seseorang yang memiliki kemelhurufan social dapat mengisi peluang pekerja birokrasi dengan mengisi formulir lamaran pekerjaan atau suatu kuestioner, sensus, dan umumnya melaksanakan tugas pekerjaan, dirumah maupun dalam angkatan kerja yang diberi upah pada tingkat dasar.
                   Orang-orang pada umumnya menganggap bahwa institusi persekolahan memiliki tanggung jawab untuk memberikan siswa pengetahuan formal yang diperlukan bagi dunia pekerjaan.

b.                  Reproduksi Kebudayaan (Kultural)
                   ini adalah fungsi sosialisasi atau pembudayaan. Persekolahan merupakan sarana sosialisasi utama dari masyarakat industry. Pendidikan berfungsi untuk meneruskan nilai dimasyarakat beserta system normative yang ada. Persekolahan membantu dalam meneruskan nilai normative kepada generasi muda.
                   Durkheim menganggap sekolah sebagai sarana sosialisasi moral. Dengan demikian, sekolah bertindak atas nama Negara untuk menanamkan kepada siswa versi ideal dari nilai-nilai masyarakat. Salah satu fungsi tradisional persekolahan adalah mempertinggi diantara para siswa rasa kesetiaan dan respek terhadap tatanan social yang ada. Adalah perlu bagi masyarakat yang ada untuk  memperluas integrasi yang merupakan perasaan seragam yang memuaskan dan persatuan yang di anut oleh mayoritas anggota masyarakat. Tanpa integrasi seperti itu, masyarakat yang ada akan berhenti berfungsi. Tatanan social akan cenderung hilang dan anarki akan timbul sampai terbentuknya suatu susunan social baru yang menghendaki adanya ketertiban. Para fungsionalis menganggap bahwa produksi atau reproduksi kesetiaan terhadap masyarakat yang ada sebagai melayani fungsi integrative ini; dan mereka berpendapat bahwa beberapa institusi atau suatu kesatuan harus memenuhi peranan ini. Para teoritis konflik cenderung menganggap bahwa mempertinggi kesetiaaan terhadap lembaga-lembaga utama masyarakat adalah suatu proses legimitasi. Hal ini berhasil dalam menutupi ketidakadilan yang tidak merembet dan membuat pengaturan-pengaturan social yang ada tampak benar dan wajar, walaupun mereka mempunyai ketidaksempurnaan, padahal itu memang merupakan suatu perbuatan yang tidak wajar terhadap mayoritas penduduk.
                   Masyarakat memang memiliki suatu kebudayaan dasar yang mempertinggi suatu identitas bersama. Salah satu fungsi yang dilakukan persekolahan adalah mempertinggi identitas kebudayaan yang disebut asimilasi subgroup. Fungsi ini bisa dirasakan pada kelompok-kelompok masyarakat imigran.
                   Dalam masyarakat terstratifikasi, orang-orang yang mendapatkan diri mereka menduduki posisi untuk dapat menerima berbagai keuntungan yang lebih besar daripada norma mempunyai kesempatan meneruskan bentuk hak istimewa ini ke anak-anak mereka. Sebagai akibatnya, keuntungan-keuntungan tidak disebarkan semata-mata berdasarkan prestasi dan disini terdapat perbedaan yang luas diantara mereka. Dalam hal ini, persekolahan berfungsi melegimitasi ideology tertentu.

c.                   Fungsi Seleksi atau Alokasi
                   Menurut fungsionalis, persekolahan merupakan suatu proses penting dari sosialisasi yang menjembatani jenjang antara peran-peran partikularistik dan askriptif dari masa kanak-kanak dan peran-peran yang lebih universalistic dan yang telah tercapai dari dunia orang dewasa. Berbagai pekerjaan, dilihat dari segi perspektif fungsionalis, digolongkan selaras dengan rangkaian kesatuan prestise. Urutan penggolongan agaknya diakui bersama dalam masyarakat. Sedangkan menurut teori konflik, peran-peran orang dewasa dalam dunia pekerjaan menguasai berbagai rangkaian kekuasaan, privilise dan prestise. Lembaga-lembaga pendidikan mengalokasikan siswa-siawa berdasarkan ketidaksamaan keberbagai tingkat dari dunia pekerjaan. Sekolah-sekolah merupakan lembaga-lembaga yang secara sistematis menguntungkan kelompok-kelompok yang memiliki keistimewaaan.

d.                  Produksi Kultural
                   Fungsi produksi cultural menunjuk pada kenyataan bahwa terdapat banyak pengetahuan baru, bahkan temuan atau inovasi teknologi yang berasal dar lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Para guru besar di pendidikan tinggi mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan pengetahuan baru melalui riset.

e.                   Penyebaran Budaya
                   Banyak pengetahuan baru yang dikembangkan melalui riset disebarkan secara luas melalui sekolah-sekolah dan universitas-unversitas. Para professor menuliskan hasil riset mereka dalam majalah-majalah ilmu pengetahuan dan buku.

f.                   Mobilitas Sosial
                   Persekolahan menyebabkan mobilitas. Mobilitas bisa terjadi secara individual maupunkelompok. Kebanyakan dari mobilitas individual terjadi dlam masyarakat dalam rangkaian yang agak sempit, seperti dari golongan kelas pekerja tingkat rendah meningkat kekelas menengah. Sedangkan mobilitas kelompok berdasarkan kelas yang diberikan melalui system pendidikan. Hamper paasti bahwa pendidikanlah yang telah memberikan sumbangan bagi terjadinya mobilitas ini. Mobilitas perorangan dapat saja bersifat antar generasi atau didalam generasi. Mobilitas yang bersifat antar generasi menunjuk kepada kedudukan seseorang dari satu generasi yang terkait pada generasi terdahulu, biasanya seorang anak terhadap ayahnya. Didalam generasi, mobilitasnya menunjuk pada mobilitas didalam karier dari satu individu, dari sejak masuknya angkatan kerja hingga ia mencapai puncak yang tertinggi.
                   Menurut HORTON dan HUNT , Fungsi nyata (manifest) pendidikan antara lain :
v  Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah
v  Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat
v  Melestarikan kebudayaan menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi demokrasi[3].
1.                  Fungsi Laten Pendidikan
a.                   Control Sosial
                   Melalui kurikulum yang tersembunyi, persekolahan mengajarkan dan memaksakan pada berbagai kelas masyarakat atau kelompok-kelompok status dan kelompok-kelompok minoritas jenis kebiasaan dan aspirasi-aspirasi yang dianggap wajar, seperti yang didefinisikan oleh kaum elite, untuk meneruskan atau menirukan system privilise yang ada.

b.                  Lembaga Perwalian
                   Orang tua yang tidak mampu mendidik anak-anak, mereka akan memilih sekolah sebagi lembaga yang dapat dipercaya untuk mendidik anak-anak mereka agar menjadi anak yang berkepribadian, berpengetahuan, mendapatkan pekerjaan yang layak dan kelak bisa hidup dimasyarakat. Dimasa modern ini, dimana orang tua pada sibuk bekerja, sekolah merupakan lembaga pengurusan anak-anak sekolah selama lima atau enam hari dalam seminggu, selama sepuluh bulan dalam setahun, sehingga orang tua dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk pekerjan mereka.

c.                   Memelihara Tradisi-tradisi Subgrup
                   Dalam berbagai masyarakat yang lebih luas pada tingkat elementer, kumpulan anak-anak sekolah cenderung bersifat homogeny lantaran adanya latar belakang status social yang sama. Disini, adalah mungkin untuk lebih memberikan penekanan pada sifat-sifat subkultur. Misalnya sekolah NU yang memanfaatkan persekolahan untuk memperkuat identitas keNU-an atau sekolah Muhammadiyah yang berfungsi memperkuat identitas ke-Muhammadiyah-an.

d.                  Analisi Kritis
                   Perubahan merupakan suatu fenomena yang berlangsung terus-menerus dalam setiap masyarakat. Salah satu fungsi yang dilakukan oleh pendidikan yang lebih tinggi adalah  memberikan suatu analisis kritis mengenai lembaga-lembaga yang ada. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya, para sarjana mengadakan banyak riset yang mengkritik mitos-mitos dan ideology-ideologi yang ada.

e.       Pusat Provokasi
                   Suatu fungsi yang adakalanya dilakukan oleh persekolahan, khususnya pada tingkat fakultas dan universitas, adalah apa yang disebut keresahan para siswa. Kaum muda cenderung menjadi kaum idealis dan seringkali diorganisasikan pada tingkat permulaan untuk mempromosikan pembaruan[4].
Menurut Horton,Fungsi tersembunyi / laten pendidikan antara lain :
-Mengurangi pengawasan orang tua kepada anak
-Menyediakan sarana pembangkangan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat mempertahankan sistem kelas sosial
-Memperpanjang masa remaja
-Menunda masa kedewasaan anak
-Menjadi saluran bagi mobilitas sosial
-Memelihara integrasi masyarakat[5].


3. Fungsi Pranata Pendidikan :
  • Menurut  BRUCE J COHEN
Fungsi pranata pendidikan antara lain :
Ø  Memberikan persiapan bagi peran-peran pekerjaan
Ø  Sebagai perantara perpindahan warisan kebudayaan
Ø  Memperkenalkan peranan dalam masyarakat
Ø  Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial
Ø  Memberi landasan penilaian dan pemahaman
Ø  Meningkatkan kemajuan melalui riset-riset ilmiah
Ø  Memperkuat penyesuaian dari dan mengembangkan hubungan social
  • Menurut  BOGARDUS
Fungsi pranata pendidikan antara lain :
Memberantas kebodohan yaitu mengusahakan agar anak mampu menulis dan membaca serta
mengembangkan kemampuan intelektualnya
Menghilangkan salah pengertian yaitu mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda kebudayaan dan kepentingannya
  • Menurut DAVID POPONOE, Fungsi pendidikan antara lain :
    ·Sebagai transmisi kebudayaan masyarakat yaitu selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
    ·Menjamin adanya integrasi sosial di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk
    ·Sumber inovasi social[6].

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.
  1. Fungsi dasar pendidikan
Menurut John Dewey, Fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancar. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat structural dan institusional.
  1. Fungsi Sistem Pendidikan
a.       Fungsi Manifest Pendidikan
1.      Belajar Kognitif
Secara luas, diakui bahwa satu fungsi utama dari persekolahan adalah mengajarkan kemelekhurufan serta pengetahuan umum dan keahlian yang melampaui tingkat kemelukhurufan. Secara luas, dianggap bahwa kemelukhurufan adalah kemampuan untuk membaca dan menulis dalam bahasa masyarakat dengan cara agak layak dan untuk melakukan penghitungan artimatika dasar.
2.      Reproduksi Kebudayaan (Kultural)
      ini adalah fungsi sosialisasi atau pembudayaan. Persekolahan merupakan sarana sosialisasi utama dari masyarakat industri.
3.      Memelihara Tradisi-tradisi Subgrup
      Dalam berbagai masyarakat yang lebih luas pada tingkat elementer, kumpulan anak-anak sekolah cenderung bersifat homogeny lantaran adanya latar belakang status sosial yang sama.
4.      Analisis Kritis
                   Salah satu fungsi yang dilakukan oleh pendidikan yang lebih tinggi adalah  memberikan suatu analisis kritis mengenai lembaga-lembaga yang ada. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya, para sarjana mengadakan banyak riset yang mengkritik mitos-mitos dan ideology-ideologi yang ada.
5.      Pusat Provokasi
                   Suatu fungsi yang adakalanya dilakukan oleh persekolahan, khususnya pada tingkat fakultas dan universitas, adalah apa yang disebut keresahan para siswa. Kaum muda cenderung menjadi kaum idealis dan seringkali diorganisasikan pada tingkat permulaan untuk mempromosikan pembaruan.
  1. Fungsi Pranata Pendidikan :
  • Menurut  BRUCE J COHEN
Fungsi pranata pendidikan antara lain :
Ø  Memberikan persiapan bagi peran-peran pekerjaan
Ø  Sebagai perantara perpindahan warisan kebudayaan
Ø  Memperkenalkan peranan dalam masyarakat
Ø  Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial
Ø  Memberi landasan penilaian dan pemahaman
Ø  Meningkatkan kemajuan melalui riset-riset ilmiah
Ø  Memperkuat penyesuaian dari dan mengembangkan hubungan social
  • Menurut  BOGARDUS
Fungsi pranata pendidikan antara lain :
Memberantas kebodohan yaitu mengusahakan agar anak mampu menulis dan membaca serta
mengembangkan kemampuan intelektualnya
Menghilangkan salah pengertian yaitu mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda kebudayaan dan kepentingannya
  • Menurut DAVID POPONOE, Fungsi pendidikan antara lain :
    ·Sebagai transmisi kebudayaan masyarakat yaitu selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
    ·Menjamin adanya integrasi sosial di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk
    ·Sumber inovasi social.


[1] http://okayana.blogspot.com/2009/11/lembaga-sosial-lembaga-keluarga.html

[2] Dr. Abdurahman Soleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al Qur,an, Jakatra, Rineka Cipta, 1994, hal 153
[3] http://id.shvoong.com/humanities/1668274-arti-dan-fungsi-pendidikan/

[4] Hanun Asrohah, Sosiologi Pendidikan,Koperitas Pres, Surabaya, 2008, hal 51-59

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates