KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Ilahi Rabbi, atas segala limpahan berkah, rahmat dan karunia-Nya. Karena-Nyalah kita dapat merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa dan tak dapat terukur oleh apapun. Dan karena itu pula penulis dapat menyelesaikan Makalah TPKI yang mengangkat judul ”Pendidikan Islam di Pesantren” ini dengan maksimal.
Makalah ini penulis buat dalam rangka penyelesaian tugas Mata Kuliah TPKI. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, terutama bagi dunia pendidikan di lingkungan IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Akhinya penulis tak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan dorongan dari dosen pembimbing. Semoga makalah yang penulis susun ini dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, ibaratnya tidak ada gading yang tak retak, maka dari itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca.
Surabaya, Januari 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………….. 3
RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Islam………………………………………………. 4
2. Pengertian Pesantren………………………………………………………. 5
3. Metode Pembelajaran di Pesantren………………………………………... 6
4. Pesantren dan Modernisasi Pendidikan Islam……………………………... 7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini pendidikan Islam diartikan cakupannya hanya pada lingkup sekolah saja, dan dibatasi hanya pada pengembangan intelektual. Kecerdasan intelektual di pompa sedemikian rupa, sementara kecerdasan emosional di abaikan. Sehingga terciptalah manusia-manusia berakal tanpa adanya iman dan taqwa yang tertanam di hati mereka. Dan bisa kita ketahui bersama pada saat ini, pendidikan Islam hanya di masukkan dalam kurikulum pelajaran yang penyampaiannya belum maksimal, hanya satu kali pertemuan atau hanya dua jam dalam seminggu.
Oleh sebab itu disini penulis membahas tentang pendidikan Islam pada dunia Pesantren, yang sekaligus menjadi judul dalam makalah ini. Kita ketahui bersama bahwa secara tidak langsung pesantren teah memberikan sumbangsih yang sangat besar pada pendidikan Islam.
Sebelum adanya pendidikan formal di Indonesia, pesantren sudah terlebih dulu berdiri dan berkembang. Pesantren adalah institusi pendidikan Islam yang paling tua di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pendidikan Islam?
2. Apa pengertian pesantren?
3. Bagaimana metode pembelajaran di pesantren?
4. Bagaimana pendidikan Islam pesantren pada modernisasi saat ini?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Islam
Islam adalah agama yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Setiap muslim di wajibkan menuntut ilmu dalam Islam. Sedankan makna Pendidikan Islam adalah pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian[1].
Sedangkan menurut Al Attas ialah pengenalan dan pengakan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hirarki sesuai dengan beberapa tingkat dan tingkatan derajat mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat dengan hubungannya hakikat itu serta dengan kepastian dan potensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Pengenalan tanpa pengakuan adalah kecongkakan dan pengakuan tanpa pengenalan belaka. Dengan kata lain, ilmu dengan amal haruslah seiring.
Ilmu tanpa amal ataupun amal tanpa ilmu adalah sebuah kesia-siaan. Tidak bernanfaat dan tidak berguna. Karena mempunyai ilmu tapi tidak diamalkan itu sama saja dengan kesia-siaan, sebaliknnya jika beramal tanpa mempunyai ilmu itu adalah tindakan yang bodoh. Antara ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.
Berkaitan dengan itu, pendidikan Islam adalah suatu sarana wadah terwujudya manusia-manusia cerdas dengan akhlak terpuji yang berlandaskan al qur’an dan al hadits. Dengan adanya pendidikan Islam diharapkan dapat menciptakan generasi-generasi penenerus bangsa yang berakhlakul karimah yang jujur serta dapat dipercaya. Pendidikan Islam pun merupakan suatu wadah tempat peserta didik mencari jati dirinya agar mampu merealisasikan dalam kehidupan nyata ketika nanti terjun di masyarakat agar tujuan hidupya mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dapat tercapai.
Jika kita pahami sebenarnya tujuan manusia hidup adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Segala perbuatan jika di dasarkan untuk beribadah kepada Allah pasti akan menghadirkan kedamaian dan ketentraman. Disini pula pengertian pendidikan Islam menempatkan peranannya, yakni mendidik santri agar berakhlakul karimah yang tidak melupakan tujuan utama hidupnya.
Melalui pengertian ini, pendidikan Islam memang sangat ideal bila ditempatkan di pesantren, karena pelaksanaan pengajaran tentang ilmu-ilmu dalam Islam dapat di serap secara maksimal di pesantren.
2. Pengertian Pesantrren
Pesantren adalah suatu tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama. Pesantren merupakan wadah tempat mencari ilmu yang sangat unik dan menarik. Kehidupan pesantren yang sangat sederhana yang jauh dari kemewahan menjadi latar belakang dari kehidupan di pesantren. Pesantren sejak kemunculannya di belahan wilayah nusantara, dikenal sebagai tempat untuk menimba ilmu agama Islam.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pusat penyiaran Islam tertua yang lahir dan berkembang seirama dengan masuknya Islam di Indonesia. Pada awal berdirinya, pesantren awalnya sangat sederhana. Kegiatan pembelajaran biasanya diselenggarakan di langgar (mushalla) atau masjid oleh seorang kyai dengan beberapa orang santriyang datang mengaji. Lama kelamaan pengajian ini berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah santri dan pelebaran tempat belajar sampai menjadi sebuah lembaga yang unik yang kita sebut sebagai pesantren.
Ciri khas dari pesantren sebagai pusat pengkajian ilmu-ilmu keagamaan Islam adalah dipelajarinya berbagai ilmu seperti fiqh/ushul fiqh, tauhid, tafsir, hadist, tasawuf-akhlak, bahasa arab. Disamping itu adanya Kyai (sebagai pengasuh pesantren), dan santri yang tinggal bersama dengan sistem asrama. Sebagaiman Dhofir mendefinisikan pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang memiliki unsur-unsur: (1) Kyai yang telah diakui kesalihannya oleh masyarakat, (2) masjid/mushalla atau rumah kyai sebagai tempat kegiatan pendidikan, (3) kegiatan pendidikan agama yang di lakukan secara kontinyu, (4) pondok/asrama sebagai tempat tinggal para santri, dan (5) sejumlah santri yang menetap di situ untuk jangka waktu tertentu[2].
Dari pengertian tersebut dapat kita pahami bahwasannya pesantren adalah suatu wadah rtempat pengembangan pendidikan Islam, dalam pesantren mengajarkan sepenuhnya ilmu-ilmu agama Islam yang mungkin tidak kita jumpai pada sekolah-sekolah umum formal, kalaupun ada pendidikan Islam pada sekolah-sekolah umum formal, intensitas waktu pembelajarannya pun sangat sedikit, yakin hanya dua jam dalam seminggu..
3. Metode Pembelajaran di Pesantren
Di dalam pesantren, metode pembelajaran yang di ajarkan berbeda dengan sekolah-sekolah formal pada umumnya. Jika pada sekolah formal menggunakan metode kurikulum yang lebih menekankan pada aspek pencapaian nilai, peserta didik di tuntut agar dapat mencapai nilai ketuntasan minimal, sedangakan pada pesantren hal yang paling penting yang di perhatikan kyai atau ustadz bukanlah pencapaian nilai yang dapat dicapai oleh santri, melainkan tingkat penguasaan materi yang dapat dipahami.
Metode khas pesantren yang di gunakan dalam pembelajaran sehari-hari agar santri dapat mencapi kualitas pemahaman yang maksimal adalah dengan menggunakan metode bandongan dan sorogan.
Metode bandongan adalah metode yang paling utama di pesantren. Zamakhsyari Dhofier menerangkan bahwa metode bandongan ialah suatu metode pengajaran dengan cara guru membaca, menterjemahkan, menerangkan, dan mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab sedang sekelompok santri mendengarkannya. Mereka memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit[3]. Dalam bandongan para santri memperoleh kesempatan untuk bertanya atau meminta penjelasan lebih lanjut atas keterangan kyai. Sedangkan catatan-catatan yang dibuat santri di atas buku/kitabnya membantu untuk melakukan telaah (muthala’ah) atau mempelajari lebih lanjut isi buku/kitab tersebut setelah bandongan selesai[4].
Sedangkan metode sorogan adalah santri mengajukan bab-bab tertentu dalam kitab untuk dibaca di depan kyai[5]. Melalui sorogan, perkembangan intelektual santri dapat ditangkap kyai secara utuh, kyai dapat memantau secara langsung tingkat kemampuan santrinya. Akan tetapi pada metode sorogan ini memang dirasa kurang efektif, karena membutuhkan waktu yang lama sehingga kurang efektif dan efisien.
4. Pesantren Dan Modernisasi Pendidikan Islam
Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren pun mulai mengalami kemajuan. Pesantren sejak dahulu memang secara khusus bergerak dalam pendidikan Islam. Peran ini memang sudah berjalan sejak awal berdirinya pesantren. Kaum muslimin di Indonesia mengirimkan putra-putrinya ke pesantren guna menempa pendidikan Islam, dengan harapan agar mereka menjadi generasi muslim yang baik yang melaksanakan ajaran Islam secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ada sebagian orang tua yang dengan sengaja memasukkan anak-anaknya agar nanti ketika keluar dari pesantren dapat menjadi ulama yang selanjutnya bisa mendirikan pesantren di wilayah tempat tinggalnya. Dengan demikian pesantren jika di lihat dari peran tradisionalnya memiliki peranan sebagai pusat berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional, sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam tradisional, dan sebagai pusat tempat lahirnya para ulama.
Namun pada kenyataannya saat ini, bila kita tinjau dengan kemajuan zaman yang semakin maju dan berkembang. Pesantren pun kini mengalami akulturasi budaya. Pesantren pada zaman modern seperti saat ini dituntut agar bisa lebih maju dalam mengikuti perkembangan zaman. Pesantren pada zaman modern saat ini mengalami kemajuan dengan metode-metode pembelajaran yang semakin maju dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas teknologi canggih lainnya. Diantara perubahan-perubahan dari tradisional menjadi modern ini, yang paling mencolok adalah perubahan pada penyelenggaraan pendidikan. Banyak peantren-pesantren besar yang mengadopsi sistem pendidikan formal yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah berbasis Islam, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah tsanawiyah, Madrasah Aliyah, bahkan mendirikan perguruan tinggi di bawah naungan pesantren. Di pesantren-pesantren pada masa ini, sistem pembelajaran tradisional yang berlaku pada pesantren tradisional mulai diseimbangkan dengan sistem pembelajaran modern.
Semua perubahan yang terjadi di pesantren sama sekali tidak mencabut dan mengurangi peran tradisionalnya sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan Islam. Justru perubahan-perubahan kearah kemajuan tersebut semakin memperkaya sekaligus mendukung upaya transmisi khazanah pengetahuan Islam dan melebarkan jangkauan pelayanan pesantren terhadap tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat, terutama di bidang pendidikan formal. Dengan kata lain, proses perubahan itu merupakan salah satu bentuk modernisasi pesantren, baik sebagai lembaga pendidikan maupun lembaga sosial.
Dalam kaitannya dengan modernisasi ini, pesantren diharapkan mampu menyumbangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan modern seperti saat ini.
KESIMPULAN
Pendidikan Islam adalah suatu sarana wadah terwujudya manusia-manusia cerdas dengan akhlak terpuji yang berlandaskan al qur’an dan al hadits. Dengan adanya pendidikan Islam diharapkan dapat menciptakan generasi-generasi penenerus bangsa yang berakhlakul karimah yang jujur serta dapat dipercaya.
Berkaitan dengan hal itu, pendidikan Islam memang sangat cocok jika proses pengajarannya dilakukan di pesantren. Karena penyampaiannya dapat berlangsung secara maksimal.
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang paling tua di Indonesia. Pada awal berdirinya pesantren, kegiatan pembelajaran biasanya diselenggarakan di langgar (mushalla) atau masjid oleh seorang kyai dengan beberapa orang santri yang datang mengaji. Lama kelamaan pengajian ini berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah santri dan pelebaran tempat belajar sampai menjadi sebuah lembaga yang unik yang kita sebut sebagai pesantren.
Sistem pembelajara di pesantren awalnya menggunakan metode bandongan dan sorogan. Metode bandongan adalah metode yang paling utama di pesantren. Dalam metode ini, kyai menerangkan pelajaran dari kitab dan para santri menyimak dengan seksama. Sedangkan metode sorogan adalah sistem pembelajaran dengan cara santri mengajukan bab-bab pelajaran di depan sang kyai, dan kyai menyimaknya.
Namun seiring dengan adanya kemajuan zaman, pesantren mulai mengadopsi sistem-sistem pembelajaran seperti yang ada pada sekolah formal. Banyak pesantren besar yang kemudian mendirikan Madrasah bahkan mendirikan Perguruan Tinggi. Dalam kaitannya dengan modernisasi ini, pesantren diharapkan mampu menyumbangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan modern seperti saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Http//www.sopwanhadi.wordpress.com/2011/01/01
Arifi, Ahmad. 2010. Politik Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Teras
Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Rahim, Husni. 2001. Arah Baru Pendidikan Islam di Inonesia. Jakarta: Logos Wacana Islam
Habibullah Asy’ari, Zubaidi. 1996. Moralitas Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
1 komentar:
terimakasih untuk informasinya
Posting Komentar